Cari yang antum mau

Jumat, 28 Oktober 2022

UZURMU HANYA SAMPAI USIA 60 TAHUN | Hadist #87

 🔰 _*UZURMU HANYA SAMPAI USIA 60 TAHUN | Hadist #87*_

📗 _*Fawaid Hadist Bimbingan Islam*_


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•


عَنْ أَبِي هُرَيْرةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ، عَنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « أَعْذَرَ اللهُ إِلَى امْرِىءٍ أَخَّرَ أَجَلَهُ حَتَّى بَلَغَ سِتِّيْنَ سَنةً » رَوَاهُ الْبُخَارِىُّ.

 

_Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Allah tidak lagi menerima udzur (alasan) dari seseorang, setelah Dia menangguhkan umurnya hingga mencapai enam puluh tahun.”_


_(HR. Al-Bukhari, no. 6419)._

 

•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•


📝 _*FAEDAH HADIST*_ 

 

*1️⃣* Allah ‘Azza wa Jalla jika memberi kesempatan usia kepada seseorang hingga enam puluh tahun, maka tidak ada argumen lagi baginya untuk tidak beriman atau enggan beramal, karena ia hidup selama enam puluh tahun banyak mengetahui ayat Allah Ta’ala, apalagi jika ia hidup dalam negeri Islam, tentu merupakan argumen yang kuat tidak ada lagi alasan baginya jika bertemu dengan Allah Ta’ala kelak.

 

*2️⃣* Luasnya rahmat Allah Ta’ala kepada para hambanya, di mana banyak di antara mereka dipanjangkan umurnya agar mau menerima nasihat dan bertaubat.

 

*3️⃣* Sejatinya Allah Ta’ala tidak mengazab dan menghukum setiap hamba kecuali setelah ditegakkan hujjah atasnya. Karena Allah Yang Mahahikmah telah menganugerahkan akal dan pemahaman, mengutus rasul, dan risalah yang abadi hingga hari Kiamat kelak, karena risalah-risalah yang dahulu adalah terbatas untuk kaumnya saja, dan setiap Rasul yang datang itu menghapuskan risalah yang sebelumnya. Adapun umat ini Allah Ta’ala telah mengutus kepadanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai penutup para Nabi dan ajarannya berlaku sampai hari kiamat.

 

*4️⃣* Seseorang yang telah mencapai usia enam puluh tahun, tidak ada lagi alasan baginya sama sekali untuk tidak sempat belajar, kesempatan yang diberikan lebih dari cukup, karena dalam ajaran agama Islam, diwajibkan bagi setiap orang mempelajari syariat yang ia butuhkan dalam hidup ini, semisal shalat, zakat, puasa, haji, jual beli, dan yang lain sesuai kebutuhannya.

 

*5️⃣* Sempurnanya umur seseorang menjadi 60 tahun adalah tanda bahwa ajalnya semakin dekat, karena secara umum rata-rata umur umat Rasul yang terakhir adalah berkisar 60-70 tahun, dan sedikit yang melewati usia ini.

 

Wallahu Ta’ala A’lam.

 

_*Referensi:* Syarah Shahih Muslim oleh Imam Nawawi, Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin dan Kitab Bahjatun Naadziriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy._

 

👤 Ustadz Fadly Gugul S.Ag

✒️ _Yogyakarta, 02 Rabiul Akhir 1444H / 28 Oktober 2022M_


🌍 https://bimbinganislam.com/fawaid-hadist-87-uzurmu-hanya-sampai-usia-60-tahun/

Kamis, 27 Oktober 2022

BERBUAT BAIK KEPADA HAMBA-HAMBA ALLAH

 🔊 *BERBUAT BAIK KEPADA HAMBA-HAMBA ALLAH - HALAQAH 9*

🌍 BimbinganIslam.com

📆 Kamis, 01 Rabi'ul Akhir 1444 H/27 Oktober 2022 M

👤 Ustadz Muhammad Idris, Lc hafidzahullah

📗 Kitab 'Asyaratu Asbab Linsyirahis Shadr


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

اللهم علمنا ما ينفعنا وأن ينفعنا بما علمنا وأن يزيدنا علما نافعا وعملا صالحا إنه ولي ذلك والقادر عليه، أما بعد.


Para pendengar yang dirahmati Allāh _Subhānahu wa Ta'āla._


Alhamdulillāh pada pertemuan kali ini, insyaAllāh kita akan melanjutkan pembahasan kita mengenai "Sepuluh sebab yang mendatangkan lapang dada". Dan Alhamdulillāh kita masuk pada sebab ke-6 yaitu: *Berbuat baik kepada hamba-hamba Allāh _Subhānahu wa Ta'āla._*


```Berbuat baik kepada hamba-hamba Allāh atau berbuat baik kepada makhluk itu mencakup makhluk yang berakal maupun makhluk tidak berakal, baik itu muslim maupun non muslim.```


Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ berfirman: 


وَأَحۡسِنُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ 


_"Dan berbuat baiklah! Sungguh, Allāh menyukai orang-orang yang berbuat baik."_ (QS. Al-Baqarah: 195).


Di sini Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ memerintahkan kita untuk melakukan perbuatan baik kepada makhluk dan ayat ini umum mencakup berbuat baik kepada makhluk, baik yang berakal maupun tidak berakal, baik muslim maupun non muslim.


Berbuat baik kepada makhluk berbagai macam caranya baik _membantu secara fisik maupun secara maknawi. Baik dengan jabatan maupun dengan harta, bisa juga dengan cara kita musyawarah, diskusi, dan lain-lain._


Saat kita tidak mampu memberikan bantuan berupa harta, untuk membantu memudahkan urusan orang lain maka bisa kita dengan mengajak diskusi atau mengajak musyawarah orang yang sedang mengalami kesulitan.


Dan saat seorang hamba berbuat baik kepada hamba Allāh _Subhānahu wa Ta'āla,_ maka Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ akan memberikan ganjaran kepada hamba tersebut berupa kelapangan dada dan kemudahan di dalam urusannya.


Nabi _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ bersabda, 


مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ اَلدُّنْيَا, نَفَّسَ اَللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اَلْقِيَامَةِ , وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ, يَسَّرَ اَللَّهُ عَلَيْهِ فِي اَلدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ, وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا, سَتَرَهُ اَللَّهُ فِي اَلدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ, وَاَللَّهُ فِي عَوْنِ اَلْعَبْدِ مَا كَانَ اَلْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ 


_"Barangsiapa yang menghilangkan satu kesulitan seorang mukmin yang lain dari kesulitannya di dunia, niscaya Allāh akan menghilangkan darinya satu kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa yang meringankan orang yang kesusahan (kesusahan di dalam hutangnya) niscaya Allāh akan meringankan baginya urusannya di dunia dan di akhirat."_


Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ melanjutkan haditsnya, _"Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, niscaya Allāh akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla senantiasa menolong hambanya selama hamba tersebut mau menolong saudaranya."_

(Hadits shahih riwayat Muslim no. 2699).


Memberikan manfaat untuk manusia dan menolong mereka serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka termasuk salah satu sebab paling utama untuk mendapatkan kelapangan dada. 

Adapun orang yang pelit di dalam berbuat kebaikan, kikir di dalam memberikan hartanya kepada orang lain, maka hal tersebut merupakan salah satu faktor sempitnya dada manusia. Dan ia akan banyak merasakan kesedihan maupun kegalauan serta kesusahan di dalam hidupnya.


Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ bersabda di dalam hadits yang diriwayatkan oleh ```Imam Al-Bukhāri dan Imam Muslim,``` yaitu sebuah permisalan yang cukup jelas.


Beliau bersabda, 


مَثَلُ الْبَخِيلِ وَالْمُنْفِقِ كَمَثَلِ رَجُلَيْنِ عَلَيْهِمَا جُبَّتَانِ مِنْ حَدِيدٍ، مِنْ ثَدْيَيْهِمَا إِلَى تَرَاقِيهِمَا، فَأَمَّا الْمُنْفِقُ فَلاَ يُنْفِقُ إِلاَّ سبغت أو وفرت عَلَى جِلْدِهِ حَتَّى تُجِنَّ بَنَانَهُ وَتَعْفُوَ أَثَرَهُ، وَأَمَّا الْبَخِيلُ فَلاَ يُرِيدُ أن يُنْفِقُ شيئا إِلاَّ لَزِمَتْ كُلُّ حَلْقَةٍ مَكانهَا، فَهْوَ يُوسِعُهَا فَلاَ تَتَّسِعُ


_"Perumpamaan orang yang bakhil (pelit dalam bersedekah) dengan al-munfiq (orang yang suka berinfak) sebagaimana keadaan dua orang yang masing-masing mengenakan baju jubah terbuat dari besi (baju perang, biasanya) yang hanya menutup buah dada hingga tulang selangka keduanya._ 


_Adapun orang yang suka beringfak, tidaklah dia berinfak melainkan bajunya akan melonggar atau menjauh dari kulitnya hingga akhirnya menutupi seluruh badannya sampai kepada kedua ujung kakinya. Sedangkan orang yang bakhil setiap kali dia tidak mau berinfak dengan sesuatu apapun maka baju besinya akan menyempit sehingga menempel ketat pada setiap kulitnya dan ketika dia mencoba untuk melonggarkan baju tersebut maka ia tidak dapat melakukannya."_


Permisalan pada hadits ini adalah permisalan yang jelas, di mana menggambarkan  keutamaan orang yang rajin bersedekah dan bagaimana keadaan orang yang pelit/bakhil di dalam mengeluarkan hartanya. Yang mana _orang yang rajin dalam bersedekah, maka Allāh akan memberikan banyak kelapangan ke dalam dirinya._


Adapun _orang pelit dan kikir di dalam mengeluarkan hartanya di dalam menolong saudaranya, maka Allāh akan timpakan kepadanya banyak kesusahan, kesedihan, dan  kesempitan._ 


Di dalam hadits ini terdapat permisalan yang cukup jelas bahwa Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ bersabda, _"Bahkan menutupi ujung-ujung jemarinya bahwa keadaan seorang mukmin yang rajin bersedekah, maka sedekahnya itu akan menghapus jejak kakinya ketika berjalan",_ maksudnya sedekah itu akan menghapus dosa-dosanya. 


Dan inilah makna sabda Nabi _shallallāhu 'alayhi wa sallam, "Dan menghapus jejaknya"._ Jadi, sangking panjangnya baju yang dia pakai dipermisalan ini, maka itu dapat menghapus jejak kakinya. Ini adalah sebuah permisalan bahwa sedekah seorang hamba dapat menyebabkan terhapus dosa-dosanya.


```Syaikh Abdurrazaq``` _hafidzahullāh_ menutup sebab keenam ini dengan memberikan kesimpulan permisalan di atas adalah permisalan yang sangat jelas yang  menjelaskan pengaruh sedekah dan pelit di dalam melakukannya terhadap keadaan seorang hamba dan agamanya. 


Ringan tangan di dalam memberi, berinfak semampu kita, dan berbuat baik merupakan sebab keluasan di dalam harta serta tenang di hati dan pikiran. Dan juga merupakan sebab terhapusnya dosa-dosa yang dilakukan oleh seorang hamba. 


Adapun orang yang kikir, pelit di dalam melakukan kebaikan maka keadaannya adalah kebalikan dari semua hal di atas. Setiap kali ia ingin bersedekah, jiwanya menjadi sempit dan dìa akan merasakan keberatan di dalam mengeluarkan hartanya. Maka orang tersebut akan mendapati kehidupannya menjadi susah serta sempit, dadanya tergantung kadar pelit dan jauhnya ia dari kebaikan.


Inilah sebab keenam dari sepuluh sebab yang mendatangkan kelapangan dada.


InsyaAllāh, cukup sekian yang bisa kita pelajari.


وبالله التوفيق و الهداية 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

Rabu, 26 Oktober 2022

KONSISTEN DALAM BERZIKIR - HALAQAH 

 🔊 *KONSISTEN DALAM BERZIKIR - HALAQAH 8*

🌍 BimbinganIslam.com

📆 Rabu, 30 Rabi'ul Awwal 1444 H/26 Oktober 2022 M

👤 Ustadz Muhammad Idris, Lc hafidzahullah

📗 Kitab 'Asyaratu Asbab Linsyirahis Shadr


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

اللهم علمنا ما ينفعنا وأن ينفعنا بما علمنا وأن يزيدنا علما نافعا وعملا صالحا إنه ولي ذلك والقادر عليه، أما بعد.


Para pendengar yang dirahmati Allāh _Subhānahu wa Ta'āla._


Alhamdulillāh kita masih diberi kesempatan oleh Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ untuk melanjutkan pembahasan kita pada Kitab عشرة أسباب لانشراح الصدر yaitu "Sepuluh sebab yang mendatangkan lapang dada", di mana Kitab kecil ini ditulis oleh Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahumāllāhu.


InsyaAllāh pada kesempatan kali ini kita melanjutkan pada sebab kelima yaitu *Konsisten di dalam mengingat atau berdzikir kepada Allāh _Subhānahu wa Ta'āla._* 


Telah kita ketahui bersama bahwa berdzikir adalah amalan yang sangat agung yang mana ibadah ini sangat berkaitan erat dengan kehidupan seorang muslim. Ketika seseorang bangun dari tidur maka yang dilakukan adalah berdoa dan doa adalah salah satu bentuk dzikir kepada Allāh _Subhānahu wa Ta'āla._ 


Dan Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ telah menyebutkan berbagai macam dzikir dan doa yang bisa dipraktikkan seorang muslim di dalam kesehariannya. Dan doa atau dzikir adalah salah satu ibadah yang mudah untuk dilakukan namun ganjarannya sangat besar di sisi Allāh _Subhānahu wa Ta'āla._


Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ bersabda:


كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ


_"Ada dua kalimat yang ringan di lisan namun berat ditimbangan (pada hari akhir) dan disukai oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, yaitu سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ (Maha Suci Allāh dan Segala puji bagi-Nya) dan سُبْحانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ (Maha Suci Allāh Yang Maha Agung)."_

(Hadits riwayat Imam Al-Bukhāri dan Imam Muslim).


Dua kalimat yang berada di dalam hadits merupakan contoh berdzikir kepada Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ yang mana walaupun keduanya sangat mudah kita amalkan, hanya menggunakan lisan, namun di mata Allāh memiliki ganjaran yang sangat besar.


Dan saat seorang hamba konsisten di dalam mengingat Allāh _Subhānahu wa Ta'āla,_ maka itu merupakan salah satu sebab terbesar untuk meraih ketenangan hati, meraih kelapangan jiwa, dan untuk menghilangkan rasa sedih dan galau dari Allāh _Subhānahu wa Ta'āla._ 


Yang mana ketika kita didatangi atau menghadapi sebuah kegalauan atau kesedihan, hal pertama yang harus kita lakukan adalah berdzikir atau mengingatkan Allāh _Subhānahu wa Ta'āla._


Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ berfirman di dalam ```surat Ar-Ra'd ayat 28:```


ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ 


_"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allāh. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allāh, hati menjadi tenteram."_


Dari ayat ini sudah jelas bahwa salah satu _keutamaan berdzikir adalah membuat nyaman hati dan menentramkan jiwa seorang mukmin_. Dan sudah sepantasnya bagi seorang hamba untuk perhatian terhadap dirinya sendiri dengan memperbanyak dzikir atau mengingat Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ di semua keadaan.


Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ berfirman:


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرٗا كَثِيرٗا ۞ وَسَبِّحُوهُ بُكۡرَةٗ وَأَصِيلًا


_"Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allāh dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang."_ (QS. Al-Ahzāb: 41-42).


Lalu lawan mengingat berdzikir kepada Allāh adalah lalai di dalam mengingat Allāh _Subhānahu wa Ta'āla,_ yang mana di dalamnya adalah sebuah kegelapan yang menghinggapi hati dan merupakan keburukan yang ada di dalam dada. Dan inilah yang menyebabkan kemurungan, serta kemalasan, dan rasa sedih di dalam menjalani kehidupan. 


Oleh karena itu, Nabi _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ bersabda: 


مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُ مَثَلُ الْحَىِّ وَالْمَيِّتِ ‏


_"Perumpamaan orang yang mengingat Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan orang yang tidak mengingat Allāh, sebagaimana orang yang hidup dan mati."_

(Hadits shahih riwayat Al-Bukhāri 6407).


Di sini Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ memberikan permisalan bahwa orang yang lalai di dalam mengingat Allāh sebagaimana orang yang mati, tidak ada kehidupan di dalam hatinya (dirinya).


Dari sini bisa kita ketahui bahwa _berdzikir adalah penyejuk mata bagi orang yang melakukannya, serta membuahkan rasa istirahat dalam pikiran, dan memiliki ganjaran atau pahala yang sangat besar dan berlipat di mata Allāh Subhānahu wa Ta'āla._


Adapun lalai di dalam berdzikir maka akan berimbas buruk pada kehidupan kita, berimbas buruk pada dada kita, serta akan menimbulkan rasa sedih dan galau yang sangat mendalam.


```Imam Ibnul Qayyim``` pernah memperinci di dalam pendahuluan kitabnya ```Al-Wābil As-Sayyib``` perihal manfaat dzikir kepada Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_, dan beliau menyebutkan bahwasanya _berdzikir memiliki seratus keutamaan lalu merinci 70 faedah darinya._


Dzikir kepada Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ adalah sebaik-baik kesibukan yang dapat mengisi waktu kosong kita, dan itu merupakan sebaik-baik hal yang mana nafas kita, kita keluarkan untuknya dan dengannya hati seorang mukmin menjadi tenang, jiwa seorang mukmin menjadi damai, serta menguatkan keyakinan, serta menambah keimanan seorang hamba kepada Allāh _Subhānahu wa Ta'āla._


Lalu berdzikir kepada Allāh merupakan tanda kebahagiaan serta merupakan jalan kesuksesan bagi seorang hamba di dunia maupun di akhirat. Dan tolak ukur dari ketenangan hidup di dunia ini adalah menjalani dzikir kepada kepada Allāh _Subhānahu wa Ta'āla._


Dzikir merupakan ruh hati dan sumber kehidupan bagi hati, serta kebaikan-kebaikan yang akan dia peroleh di dunia dan di akhirat itu tidak dapat dihitung jumlahnya kecuali oleh Allāh _Subhānahu wa Ta'āla._


Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ berfirman kepada Nabi _shallallāhu 'alayhi wa sallam,_


وَلَقَدۡ نَعۡلَمُ أَنَّكَ یَضِیقُ صَدۡرُكَ بِمَا یَقُولُونَ ۞ فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَكُن مِّنَ ٱلسَّـٰجِدِینَ


_"Dan sungguh kami mengetahui bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhan-Mu dan jadilah engkau di antara orang-orang yang bersujud atau orang-orang yang shalat."_ (QS. Al-Hijr; 97-98).


Di sini Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ memberikan solusi karena kita ketahui bersama bahwa ketika di awal dakwah Nabi Muhammad _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ menghadapi banyak cobaan, cacian, dan makian dari orang-orang jahiliyyah Mekkah. 


Maka Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ memberikan solusi yaitu dengan memperbanyak tasbih dan memuji Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_, yaitu dengan berdzikir. Dan ```Syaikh As-Sa'di``` _rahimahullāh_ di dalam tafsirnya berkata, _"Perbanyaklah berdzikir kepada Allāh, dan bertasbih kepadanya, serta memujinya, serta laksanakanlah shalat"._


Maka semua itu akan meluaskan dada, dan melapangkannya, dan akan membantu seorang mukmin untuk menjalankan semua pekerjaan. Dari sini bisa kita ketahui bahwa berdzikir merupakan salah satu sebab dimudahkannya urusan kita semua.


Itulah yang bisa kita sampaikan dari pembahasan salah satu sebab untuk mendapatkan kelapangan dada yaitu memperbanyak dzikir kepada Allāh atau memperbanyak mengingat Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_, yang ini merupakan sebab kelima.


Semoga Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ menjadikan kita salah satu hamba-Nya yang senantiasa berdzikir (mengingat Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ ).


وبالله التوفيق و الهداية 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

Minggu, 16 Oktober 2022

Jika imam batal

 lalu beliau mengeluarkan darah. Beliau langsung menarik tangan seseorang agar dia maju, kemudian Ali mundur. (HR. Abdurrazaq dalam al-Mushannaf 3670)

Kedua, imam membatalkan shalat dan tidak menunjuk pengganti. Kemudian masing-masing makmum shalat sendiri-sendiri. Ini adalah pendapat Imam as-Syafi’i dan Imam Ahmad.

Keterangan Imam Ahmad yangmenjelaskan dua cara ketika imam batal,

إن استخلف الإمام فقد استخلف عمر وعليّ، وإن صلوا وحداناً فقط طُعن معاوية وصلى الناس وحداناً من حيث طعن أتموا صلاتهم

Jika imam menunjuk ganti, ini pernah dilakukan oleh Umar dan Ali Radhiyallahu ‘anhuma. Dan jika makmum menyelesaikan shalat sendiri-sendiri, ini pernah terjadi pada Muawiyah ketika (beliau jadi imam shaat subuh), beliau ditusuk, lalu para makmum shalat sendiri-sendiri, hingga mereka menyelesaikan shalatnya. (Muntaqa al-Akhbar, Abul Barakat, setelah hadis no. 1455)

Allahu a’lam..

Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)



Referensi: https://konsultasisyariah.com/23712-2-cara-ketika-imam-batal-di-tengah-shalat.html

Sabtu, 15 Oktober 2022

BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM IBADAH DI SEPULUH MALAM TERAKHIR RAMADHAN | Hadist #77

 🔰 *BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM IBADAH DI SEPULUH MALAM TERAKHIR RAMADHAN | Hadist #77*

📗 *Fawaid Hadist Bimbingan Islam*

 

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: « كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ.

 

_Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan baginda senantiasa menghidupkan malam harinya, membangunkan keluarganya, bersungguh-sungguh (dalam beribadah) dan mengencangkan ikat pinggangnya (fokus ibadah).”_

 

_*(HR. Al-Bukhari, no. 2024 dan Muslim, no. 1174).*_

 

◉ ═══ ༻❀○❁○❀༺ ═══ ◉

 

📝 *FAEDAH HADIST*

 

Hadist ini memberikan faedah - faedah berharga, di antaranya;

 

*1️⃣* Penjelasan berharga tentang kemuliaan dan keutamaan beramal shaleh di 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan. Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan punya keistimewaan dalam ibadah dari hari-hari lainnya di bulan Ramadhan. Ibadah yang dimaksudkan di sini mencakup shalat, dzikir, dan membaca Al Qur’an.

 

*2️⃣* Semangat dan kesungguhan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam beribadah pada 10 hari terakhir Ramadhan yang berbeda dari hari-hari yang lain, minimal ada dua alasan secara umum:

 

(a) Sepuluh hari terakhir tersebut adalah penutup bulan Ramadhan yang diberkahi. Dan setiap amalan itu dinilai dari akhirnya.

 

(b) Siapa yang menghidupkan ibadah dan bersungguh-sungguh di sepuluh hari terakhir tersebut diharapkan mendapat keutamaan malam Lailatul Qadar (1 malam yang kebaikan dan keutamaannya lebih baik dari 1000 bulan). Ketika ia sibuk dengan ibadah di hari-hari terakhir tersebut, maka ia lebih mudah dan diharapkan mendapat ampunan, rahmat, keberkahan dari Allah Ta’ala.

 

*3️⃣* Faedah berharga tentang anjuran membangunkan keluarga yaitu para istri, anak supaya mendorong mereka melakukan shalat malam, dan bersabar atasnya. Lebih-lebih lagi di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.

 

*4️⃣* Anjuran menasihati keluarga dalam kebaikan dan menjauhkan mereka dari hal-hal tercela dan terlarang.

 

*5️⃣* Orang yang bijak adalah yang menginginkan kebaikan itu menyebar, berdampak dan menyeluruh untuk seluruh keluarga.

 

*6️⃣* Membangunkan keluarga di sini merupakan anjuran di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, namun anjuran juga untuk hari-hari lainnya. Karena keutamaannya disebutkan dalam hadits yang lain,

 

رَحِمَ اللَّهُ رَجُلاً قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِى وَجْهِهَا الْمَاءَ رَحِمَ اللَّهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِى وَجْهِهِ الْمَاءَ

 

_"Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang di malam hari melakukan shalat malam, lalu ia membangunkan istrinya. Jika istrinya enggan, maka ia memerciki air pada wajahnya. Semoga Allah juga merahmati seorang wanita yang di malam hari melakukan shalat malam, lalu ia membangunkan suaminya. Jika suaminya enggan, maka istrinya pun memerciki air pada wajahnya.”_

(HR. Abu Daud, no. 1308 & An-Nasai, no. 1148. Sanad hadits ini dihasankan oleh Al Hafizh Abu Thahir).

 

Wallahu Ta’ala A’lam.

 

*Referensi:* Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, Minhatul ‘Allam fii Syarh Bulughil Maram karya Syaikh ‘Abdullah bin Shaleh Al Fauzan, & Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.

 

👤 Ustadz Fadly Gugul S.Ag


🌍 https://bimbinganislam.com/fawaid-hadist-77-bersungguh-sungguh-dalam-ibadah-di-sepuluh-malam-terakhir-ramadhan/

Kamis, 13 Oktober 2022

Hukum Menggunakan Handuk setelah Wudhu

 

Hukum Menggunakan Handuk setelah Wudhu

Mengelap Bekas Wudhu dengan Handuk

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum.

Bolehkah air wudhu dilap? Soalnya ketika masih ada wudhu, kadang merasa kedinginan atau gatal kena airnya sehingga bisa mempengaruhi kekhusyuan shalat

Dari: Irfandy

Jawaban:

Wa’alaikumussalam

Banyak ulama yang berpendapat bolehnya menyeka anggota wudhu dengan handuk atau semisalnya. Di antaranya adalah Utsman bin Affan, Anas bin Malik, Hasan bin Ali, Hasan al-Basri, Ibnu Sirin, Asy-Sya’bi, Ishaq bin Rahawaih, Abu Hanifah, Malik, Ahmad, dan salah satu pendapat Madzhab Asy-Syafii. Ini juga berdasarkan riwayat dari Ibnu Umar.

Dalil yang menguatkan pendapat mereka: Pertama, hadis dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan:

كَانَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خِرْقَةٌ يُنَشِّفُ بِهَا بَعْدَ الوُضُوءِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki handuk kecil yang beliau gunakan untuk mengeringkan anggota badan setelah wudhu.” (HR. Turmudzi, An-Nasai dalam al-Kuna dengan sanad shahih. Hadis ini dinilai hasan oleh al-Albani dalam Shahih Al-Jami’, 4706).

Kedua, hadis dari Salman al-Farisi,

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم «توضأ، فقلب جبة صوف كانت عليه، فمسح بها وجهه

Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berwudhu, kemudian beliau membalik jubah wol yang beliau pakai, dan beliau gunakan untuk mengusap wajahnya. (HR. Ibn Majah 468. Fuad Abdul Baqi mengatakan: Dalam Zawaid sanadnya shahih dan perawinya tsiqat. Al-Albani menilai hasan).

Sementara itu, sebagian ulama lain berpendapat makruh mengeringkan anggota wudhu dengan handuk. Mereka berdalil dengan hadis dari Maimunah radhiyallahu ‘anha, ketika beliau menjelaskan tata cara mandi junub Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam hadis tersebut, Maimunah mengatakan:

فَنَاوَلْتُهُ الْمِنْدِيلَ فَلَمْ يَأْخُذْهُ

“Kemudian aku ambilkan handuk, namun beliau tidak menggunankannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Namun hadis ini tidaklah menunjukkan hukum makruh mengeringkan anggota badan setelah wudhu. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menggunakan handuk setelah mandi, tidaklah menunjukkan bahwa itu dibenci.

Allahu a’lam.

Simak: Sifat Wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, hlm. 42 – 43

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)



Referensi: https://konsultasisyariah.com/14223-hukum-menggunakan-handuk-setelah-wudhu.html

Selasa, 11 Oktober 2022

TIGA KEADAAN HAID DAN ISTIHADHAH- HALAQOH 22

  🔊 *TIGA KEADAAN HAID DAN ISTIHADHAH- HALAQOH 22*

🌍 BimbinganIslam.com

📆 Selasa, 15 Rabi'ul Awwal 1444 H/ 11 Oktober 2022 M

👤 Ustadz Fauzan Azhiimaa, Lc Hafidzhohullah

📗 Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar | Bab Bab Haid & Nifas


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمد الله و الصلاة و السلام على رسول الله و بعد

اللهم انفعنا بما علمتنا ، وعلّمنا ما ينفعنا ، وزدنا علماً، و هُدًى و تقى و صَلَاحا يا رب العالمين 


Sahabat BiAS yang dimuliakan oleh Allāh _Azza wa Jalla._


Kembali lagi bersama kami Fauzan Azhiimaa (وَفَّقَه الله) membahas kajian Fiqih yang diambil dari Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar Fi Dhau Al-Kitab Wa As-Sunnah (الفقه الميسر في ضوء الكتاب والسنة). 


Pada kesempatan ini, insyaAllāh kita akan menyelesaikan pembahasan tentang Istihadhah. Di kesempatan sebelumnya, kita membahas tentang pengertian Istihadhah dan hukumnya. 


Kita ketahui bahwasanya darah Istihadhah ini seperti orang yang suci, maka di kesempatan kali ini kita akan membahas tentang bagaimana cara membedakan darah Istihadhah dengan darah Haid? Kenapa tidak kita bedakan dengan darah Nifas? Karena darah Nifas hanya terjadi ketika seorang wanita melahirkan.


Adapun banyak perempuan yang kurang bisa membedakan, bahkan laki-laki pun tidak bisa membedakan antara darah Istihadhah dengan darah Haid.


Maka di pembahasan kali ini kita membahas, 


والمستحاضة لها ثلاث حالات


```Wanita Istihadhah mempunyai tiga keadaan:``` 


الحالة الأولى: أن تكون لها عادة معروفة


•  _Keadaan Pertama | Dia memiliki siklus, kebiasaan yang memang sudah diketahui, maka orang seperti ini siklusnya sudah jelas._


```Misalkan: Haidnya pasti tujuh hari, maka barangsiapa yang haidnya tujuh hari, dipastikan hari yang kedelapan -kalau (seandainya) masih keluar darah- itu adalah darah Istihadhah. Begitu juga misalkan ada orang yang haidnya pasti sepuluh hari, maka di hari kesebelas dipastikan itu adalah darah Istihadhah.```


Kenapa seperti itu? 


Karena dia memiliki siklus atau kebiasaan yang (memang) seperti itu.


Hal ini berdasarkan sabda Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ kepada Ummu habibah _radhiyallāhu ta'āla 'anhā_ (saat itu beliau Istihadhah), 


اُمْكُثِي قَدْرَ مَا كَانَتْ تَحْبِسُكِ حَيْضَتُكِ, ثُمَّ اِغْتَسِلِي، وصلي 


_"Kamu cukup menahan (tidak shalat dan puasa) selama masa kamu haid saja, kemudian setelahnya kamu mandi dan shalatlah."_


(Hadits shahih riwayat Muslim no. 334). 


Maksudnya apa? Jadi di sini, Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ menghukumi bahwasanya Ummu Habibah haidnya teratur, ada siklus yang teratur. 


_"Jadi silakan kamu cukup hukumi haid kamu sesuai dengan hari-harinya saja, tujuh atau delapan hari. Dan hari setelahnya itu adalah hari suci bagimu, hari ke delapan atau ke sembilan adalah hari suci. Maka seandainya keluar darah, maka itu adalah darah Istihadhah, kamu dianggap suci dan shalat seperti yang lainnya."_


Maka ini adalah keadaan yang pertama.


Barangsiapa memiliki siklus yang teratur yang sudah jelas, maka bisa dibedakan mana darah Haid dan mana darah Istihadhah. _Wallāhu a'lam._


•  _Keadaan Kedua | Seandainya seorang perempuan tidak memiliki siklus yang teratur, (tidak jelas siklusnya)._


Kadang dia haid lima hari, enam hari, atau tujuh hari, atau sepuluh hari, atau dua belas hari, atau lima belas hari, dan seterusnya. Siklusnya juga tidak teratur secara waktu; terkadang di awal bulan, di tengah bulan, atau di akhir bulan. 


Maka yang seperti ini bisa dibedakan dengan cara Tamyiz (التمييز) yaitu membedakan.


Membedakan apa? Membedakan dari jenis darahnya.


```Bagaimana cara membedakan jenis darahnya?``` 


Kita tahu bahwasanya darah haid itu sebagaimana sabda Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ kepada Fāthimah binti Abi Hubaysh,


إِذَا كَانَ دَمُ الْحَيْضَةِ فَإِنَّهُ دَمٌ أَسْوَد يُعْرَفُ 


Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ mengatakan, _"Bila darah haid, maka berwarna hitam pekat seperti yang sudah diketahui."_


(Hadits riwayat Abu Dawud no. 286).


Sahabat BIAS yang semoga dimuliakan oleh Allāh _Azza wa Jalla._


Di sini kami sampaikan secara ringkas bagaimana ```cara membedakan darah haid.```


⑴ Darah haid berwarna hitam (أَسْوَد).

⑵ Sifat darah haid adalah kental.

⑶ Baunya sangat (maaf) busuk sekali (sangat tidak sedap).

⑷ Darah haid tidak bisa membeku.


Adapun darah Istihadhah, karena darah Istihadhah ini aslinya adalah darah segar. Walaupun ia adalah penyakit bagi wanita, tetapi yang keluar adalah darah segar. 


```Seperti apa darah Istihadhah?``` 


⑴ Darah Istihadhah adalah darah merah yang segar. 

⑵ Darahnya cair (sedangkan darah haid agak kental).

⑶ Baunya amis.


Sahabat BiAS yang dirahmati oleh Allāh _Azza wa Jalla._


Ada beberapa warna lain untuk darah haid, terkadang warna darah haid itu kecokelatan (sangat pekat) atau merah hati (merah pucat) maka jika warna darah haid seperti ini, bisa dipastikan itu adalah darah haid. Itu yang kedua.


•  _Keadaan Ketiga | Seandainya dia tidak memiliki siklus yang jelas, dia juga tidak bisa membedakan mana darah haid dan mana darah Istihadhah._


```Maka bagaimana menghukuminya?``` 


Maka kalau terjadi seperti ini, dia menghukumi haidnya secara umum, artinya bagaimana haid  wanita itu secara umum, tujuh atau enam hari. Maka wanita yang tidak jelas siklusnya atau yang tidak bisa membedakan darah haid atau darah Istihadhah, maka _dihukumi sesuai dengan keumuman haid mayoritas wanita, sebanyak enam atau tujuh hari._


Maka bisa dipastikan setelah enam atau tujuh hari, maka hari yang kedelapan adalah darah Istihadhah.


Jama'ah BiAS yang dirahmati oleh Allāh _Azza wa Jalla._


Itu saja yang bisa kami sampaikan secara ringkas. Mudah-mudahan bisa dipahami dan bermanfaat serta diamalkan.


نكتفي بهذا، سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك، السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

Senin, 10 Oktober 2022

KEUTAMAAN WALI-WALI ALLAH TA’ALA

 🔰 *KEUTAMAAN WALI-WALI ALLAH TA’ALA | Hadist #73*

📗 *Fawaid Hadist Bimbingan Islam*

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ. وَمَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِي بِشْيءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ: وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّه، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنْيِ أَعْطَيْتَه، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيْذَنَّه »

 

_Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:_

 

_"Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman: “Barangsiapa yang memusuhi kekasih-Ku maka Aku nyatakan perang kepadanya. Tidak ada hamba-Ku yang mendekati diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih baik kecuali dengan apa yang Aku wajibkan kepadanya, hamba-Ku masih tetap mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah sehingga Aku mencintainya, dan jika Aku mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya yang ia pergunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia pergunakan untuk melihat, tangannya yang ia pergunakan untuk memegang, kakinya yang ia pergunakan untuk melangkah, jika ia memohon kepada-Ku pasti Aku akan mengabulkannya dan jika ia berlindung kepada-Ku, pasti Aku akan melindunginya.”_

 

*(HR. Al-Bukhari, no. 6502).*


◉ ═══ ༻❀○❁○❀༺ ═══ ◉


📝 *FAEDAH HADIST*

 

Hadist ini memberikan faedah-faedah berharga, di antaranya;

 

*1️⃣* Wali Allah yang dimaksud dalam hadis ini adalah mereka yang beriman dan bertakwa, sebagaimana firman Allah Ta’ala;

 

_"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.”_

*(QS. Yunus: 62-63).*

 

 

*2️⃣* Wali Allah itu bukanlah orang yang mengklaim bahwa dirinya wali sebagaimana yang dilakukan para penipu yang mengklaim di hadapan orang-orang awam, padahal hakikatnya adalah para pendusta, na'udzubillah. Di berbagai negeri Islam banyak orang berbuat demikian, membohongi orang-orang awam, mengatakan bahwa dirinya adalah wali Allah dengan melakukan ritual-ritual ibadah yang menipu, mereka melakukan hal itu dengan tujuan materi untuk mendapatkan harta manusia dan kedudukan agar orang-orang menghormatinya.

 

*3️⃣* Keutamaan para wali Allah Ta’ala, yaitu Allah ‘Azza wa Jalla membenci orang yang membenci mereka, bahkan memerangi mereka. Karena itu memusuhi wali Allah termasuk dosa besar.

 

*4️⃣* Wali Allah Ta’ala itu ada dan tidak bisa diingkari.

 

*5️⃣* Amal saleh merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.

 

*6️⃣* Perintah Allah berupa amalan wajib dan amalan sunnah. Oleh karena itu amalan yang dibebankan kepada para hamba bertingkat-tingkat.

 

*7️⃣* Allah Ta’ala memiliki sifat cinta terhadap para hamba-Nya. Allah Ta'ala mencintai suatu amalan hamba melebihi amalan lain sebagaimana Dia mencintai seorang hamba melebihi hamba yang lain. Allah ‘Azza wa Jalla mencintai ketaatan dan para hamba yang menunaikannya, kecintaan-Nya ini juga bertingkat-tingkat sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.

 

*8️⃣* Setiap hamba yang mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dengan ibadah wajib dan disertai dengan ibadah sunnah, maka ia akan mendapatkan perlindungan Allah Ta’ala dalam segala urusannya, sehingga yang mesti didahulukan adalah amalan wajib, kemudian amalan sunnah, inilah asalnya.

 

*9️⃣* Di antara manfaat amalan Sunnah; mendapatkan cinta Allah Ta’ala, mendapatkan ma’iyatullah (pertolongan Allah pada pendengaran, penglihatan, tangan, dan kaki), dan juga doanya mudah dikabulkan.

 

_Wallahu Ta’ala A’lam._

 

*Referensi:* Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, & Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.

 

https://bimbinganislam.com/fawaid-hadist-73-keutamaan-wali-wali-allah-taala/

DARAH ISTIHADHAH DAN HUKUMNYA - HALAQOH 21

 🔊 *DARAH ISTIHADHAH DAN HUKUMNYA - HALAQOH 21*

🌍 BimbinganIslam.com

📆 Senin, 14 Rabi'ul Awwal 1444 H/ 10 Oktober 2022 M

👤 Ustadz Fauzan Azhiimaa, Lc Hafidzhohullah

📗 Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar | Bab Haid & Nifas


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•


بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمد الله والصلاة و السلام على رسول الله و بعد

اللهم انفعنا بما علمتنا ، وعلّمنا ما ينفعنا ، وزدنا علماً، و هُدًى و تقى و صَلَاحا يارب العالمين 


Sahabat BiAS yang dimuliakan oleh Allāh _Azza wa Jalla._


Kembali lagi bersama kami Fauzan Azhiimaa (حفظه الله و وَفَّقَه الله تعالى) membahas kajian Fiqih yang kita ambil dari Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar Fi Dhau Al-Kitab Wa As-Sunnah (الفقه الميسر في ضوء الكتاب والسنة). 


Alhamdulillāh, kita masih mengkaji *Bab yang kesepuluh tentang Haid dan Nifas* dan _insyaAllāh_ ini adalah pembahasan yang terakhir pada bab ini, yaitu: 


المسألة السابعة: في دم المستحاضة


_*▪︎ Masalah Ketujuh | Darah Istihadhah*_


Kita sudah selesai membahas secara singkat  tentang Haid dan Nifas, mudah-mudahan bisa diketahui secara detailnya. Tapi _insyaAllāh_ di Istihadhah ini ada beberapa hal yang berkaitan dengan Haid yang perlu diperhatikan oleh sahabat BIAS sekalian.


Sekarang kita masuk pada pembahasan Istihadhah.


```Apa itu Istihadhah?``` 


Istihadhah di sini dikatakan: 


الاستحاضة: سيلان الدم في غير وقته على سبيل النزيف، من عرق يسمى العاذل.


_Istihadhah adalah darah yang mengalir pada selain waktunya yang sifatnya adalah pendarahan, yang mana darah tersebut keluar dari pembuluh darah wanita yang biasa diistilahkan dengan Al-'Aadzil (العاذل)._


Al-'Aadzil (العاذل) adalah pembuluh darah wanita.


Maka bisa dikatakan _Istihadhah adalah darah sakit, artinya perempuan tersebut sakit._ Juga bisa kita katakan bahwasanya tidak semua perempuan mengalami Istihadhah, karena Istihadhah adalah sakit dan hanya menimpa kepada beberapa orang saja yang Allāh _Azza wa Jalla_ tentukan. 


Istihadhah itu ada masanya, artinya ketika dia sakit maka nanti akan ada kesembuhan yang  _insyaAllāh,_ Allāh _Azza wa Jalla_ takdirkan kepada wanita tersebut. Terkadang seorang wanita bisa mengalami Istihadhah sampai bertahun-tahun sebagaimana dalam hadits, Ummu Habibah mengalami Istihadhah selama tujuh tahun. 


Maka ini juga perlu disadari oleh wanita tidak perlu kalut, tidak perlu galau dan seterusnya. Pahamilah ini adalah sebuah penyakit, Allāh _Azza wa Jalla_ takdirkan kepada para wanita dengan hikmah yang banyak tentunya, _insyaAllāh._


Darah Istihadhah ini hukumnya berbeda dengan darah haid, artinya darah Istihadhah ini adalah penyakit, maka perempuan tersebut dihukumi seperti orang yang suci. 


```Bagaimana orang yang suci?``` 


Sama, _dia harus shalat begitu juga dia harus berpuasa bahkan orang yang Istihadhah pun diperbolehkan berhubungan dengan suaminya._ 


Darah Istihadhah ini berbeda juga dari tempat keluarnya atau sumbernya, kalau kita tahu bahwasanya darah haid itu adalah darah yang keluar dari dalam rahim, yang mana tadinya Allāh _Azza wa Jalla_ memberikan nutrisi kalau seandainya rahim tersebut dibuahi, nutrisi tersebut akan menjadi nutrisi bagi bayi. Kalau tidak ada bayinya atau tidak hamil, maka akan menjadi darah haid.


Adapun darah Istihadhah dari luar rahim, dikatakan di sini dari bagian rahim yang paling bawah atau dari luar rahim, _Wallāhu a'lam,_ kami tidak tahu secara detailnya dari biologi.


Jadi perlu diketahui bahwasanya darah Istihadhah ini hukumnya sama seperti orang yang suci.


Hal ini berdasarkan hadits dari Fāthimah binti Abi Hubaisy ketika mengadu kepada Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ bahwasanya beliau sedang Istihadhah, dan beliau menyangka beliau tidak suci. 


Lalu beliau bertanya, _"Apakah aku harus meninggalkan shalat?"._


Kemudian Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ mengatakan, 


لاَ إِنَّ ذَلِكِ عِرْقٌ وَلَيْسَ بِالْحَيْضَةِ 


_"Tidak seperti itu hukumnya, sesungguhnya itu adalah darah dari pembuluh darah dan dia bukan haid maka hukumnya sama seperti hukum orang yang suci."_ (HR Bukhari no 306)


Walaupun ada sedikit perbedaan hukum bagi yang Istihadhah itu bahwasanya orang yang Istihadhah disunnahkan untuk mandi setiap kali ingin shalat. 


```Tujuannya apa?``` 


_Untuk membersihkan darah yang keluar dari dirinya._


Kemudian, sahabat BiAS yang dimuliakan oleh Allāh _Azza wa Jalla._


Ada satu pembahasan lagi yang terakhir dalam Istihadhah ini, hanya saja tampaknya agak banyak _insyaAllāh_ kita sampaikan pada kesempatan berikutnya.


Mudah-mudahan yang disampaikan bisa dipahami kemudian bermanfaat dan diamalkan.



سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك، السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 



•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

Jumat, 07 Oktober 2022

HALAQAH 13 - PENGERTIAN TAYAMUM DAN HUKUMNYA

 🔊 *HALAQAH 13 - PENGERTIAN TAYAMUM DAN HUKUMNYA*

🌍 BimbinganIslam.com

📆 Rabu, 02 Rabi'ul Awwal 1444 H/28 September 2022 M

👤 Ustadz Fauzan Azhiimaa, Lc Hafidzhohullah

📗 Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar | Bab Wudhu    


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•


سم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمد الله وصلاة وسلام على رسول الله و بعد

اللهم انفعنا بما علمتنا ، وعلّمنا ما ينفعنا ، وزدنا علماً، و هُدًى و التقى والصَالَحا يارب العالمين 


Sahabat Bimbingan Islam yang dimuliakan oleh Allāh _Azza wa Jalla_.

Pembahasan kali ini kita akan membahas tentang bab baru, tentang Tayammum yang kita kaji dari Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar Fi Dhau Al-Kitab Wa As-Sunnah (الفقه الميسر في ضوء الكتاب والسنة). 


Pada pembahasan ini ada beberapa poin yang akan kitaa sampaikan, 


_⑴ Tentang Pengertian Tayammum._

_⑵ Hukum Tayammum._

_⑶ Syarat Sah Tayammum._


Kita masuk kepada pembahasan yang pertama yaitu: 


*▪︎ Pengertian Tayammum* 


Adapun Tayammum ```secara bahasa artinya adalah القصد yaitu tujuan```. 


Adapun ```secara syari'at``` yaitu:


 مسح الوجه واليدين بالصعيد الطيب، على وجه مخصوص؛ تعبداً لله تعالى


_Mengusap wajah dan kedua tangan dengan debu atau dengan tanah yang suci dan sesuai dengan sifat-sifat yang dicontohkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dan tujuannya adalah beribadah kepada Allāh Azza wa Jalla._ 


Kemudian kita masuk pada pembahasan yang kedua yaitu: 


*▪︎ Hukum Tayammum dan Dalil Disyari'atkannya*


Sahabat Bimbingan Islam yang dimuliakan oleh Allāh _Azza wa Jalla._ 

Perlu diketahui bahwasanya Tayammum ini adalah syari'at Nabi Muhammad _shallallāhu 'alayhi wa sallam_. Begitu juga Tayammum adalah salah satu bentuk kasih sayang Allāh kepada umatnya. 

Dikarenakan Tayammum ini adalah keringanan atau _rukhsah_ yang Allāh _Azza wa Jalla_ berikan kepada umatnya.


Di antara dalil yang membolehkan disyari'atkannya Tayammum adalah firman Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ di dalam surat Al-Māidah ayat 6, ketika Allāh _Azza wa Jalla_ berfirman,


فَلَمۡ تَجِدُواْ مَآءٗ فَتَيَمَّمُواْ صَعِيدٗا طَيِّبٗا فَٱمۡسَحُواْ بِوُجُوهِكُمۡ وَأَيۡدِيكُم مِّنۡهُۚ


_"Jika kamu telah mencari air kemudian kamu tidak menemukan air tersebut, maka bertayammumlah kamu."_


Di sinilah syahidnya yang menunjukkan bahwasanya syari'at Tayammum itu diperintahkan فَتَيَمَّمُواْ!.


Dengan apa? 


صَعِيدٗا طَيِّبٗا


_Dengan debu atau dengan tanah yang suci._


Maka caranya, 


فَٱمۡسَحُواْ بِوُجُوهِكُمۡ وَأَيۡدِيكُم مِّنۡهُۚ


_Usapkanlah dengan debu tersebut kepada wajah dan tangan kalian._


Begitu juga sabda Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ ketika Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ menyatakan bahwasanya di antara kekhususan Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ dari para Nabi dan Rasul lainnya adalah: 


و جُعِلَتْ لِيَ الأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا


_"Bahwasanya dijadikan dan dibolehkan untuk Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tanah sebagai tempat shalat dan sebagai alat bersuci."_ (HR Bukhari)


Jelas bahwasanya ketika kita tidak menemukan masjid dan datang waktu shalat, boleh kita shalat di mana saja selama tempat itu suci dan ketika kita tidak memiliki air, maka tanah tersebut bisa sebagai alat bersuci (tayammum).


Begitu juga dalil yang menunjukkan disyari'atkannya adalah _Ijma_ yaitu kesepakatan para ulama yang menunjukkan bahwa Tayammum ini adalah syari'at dari Allāh _Azza wa Jalla._ 


Kemudian kita masuk kepada pembahasan setelahnya tentang Syarat sah Tayammum kemudian sebab apa saja kah yang diperbolehkan bagi kita untuk melakukannya Tayammum.


Maka sahabat Bimbingan Islam yang dimuliakan oleh Allāh _Azza wa Jalla._

Diperbolehkan bagi kita untuk Tayammum jika seandainya kita tidak bisa menggunakan air. Jadi kita diperbolehkan untuk bertayammun jika kita tidak mampu untuk menggunakan air.


*Ada beberapa sebab kenapa kita tidak bisa menggunakan air,*


_⑴ Karena memang tidak ada, dan perlu digaris bawahi bahwasanya tidak ada ini setelah dicari. Jadi air tersebut dikatakan tidak ada kalau seandainya sudah dicari._


_⑵ Yang dikatakan tidak mampu menggunakan air adalah ketika kita menggunakan air tersebut maka air tersebut akan membahayakan kita._


Dikarenakan kita sakit atau dikarenakan sangat dingin sekali, maka dalam keadaan tersebut diperbolehkan untuk bertayammum bagi orang tersebut.


```Kemudian ada lima syarat, yang seandai lima syarat tersebut diperbolehkan untuk bertayammum.```


_⑴ Niat, niat ini tidak perlu dilafadzkan._

_⑵ Islam._

_⑶ Berakal._

_⑷ Tamyiz (bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk)._

_⑸ Ketika tidak bisa menggunakan air sebagaimana yang telah kita jelaskan. Yaitu ketika tidak ada air atau ketika terjadi bahaya yang lebih besar ketika kita menggunakan air karena sakit atau karena kedinginan._


Kemudian di antara syarat yang keenam yang diperbolehkan untuk melakukan Tayammum adalah kita bertayammum dengan debu atau dengan tanah. Sebagaimana Allāh Ta'āla berfirman dalam surat Al-Māidah ayat 6,


فَتَيَمَّمُواْ صَعِيدٗا طَيِّبٗا


_"Maka hendaklah kalian bertayammum dengan debu atau tanah yang suci."_


Maka itulah beberapa hal atau beberapa syarat sah diperbolehkannya Tayammum, mudah-mudahan dipahami juga bermanfaat serta bisa diamalkan.


نكتفي بهذا

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

HAID MEWAJIBKAN HUKUM APA SAJA ? - HALAQOH 20

 🔊 *HAID MEWAJIBKAN HUKUM APA SAJA ? - HALAQOH 20*

🌍 BimbinganIslam.com

📆 Jum'at, 11 Rabi'ul Awwal 1444 H/ 07 Oktober 2022 M

👤 Ustadz Fauzan Azhiimaa, Lc Hafidzhohullah

📗 Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar | Bab Wudhu 


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمد الله و الصلاة و السلام على رسول الله و بعد

اللهم انفعنا بما علمتنا ، وعلّمنا ما ينفعنا ، وزدنا علماً، و هُدًى و تقى و صَلَاحا يارب العالمين 


Sahabat BiAS yang dimuliakan oleh Allāh _Azza wa Jalla._


Kembali lagi bersama kami Fauzan Azhiimaa (وَفَّقَه الله تعالى) membahas kajian Fiqih yang diambil dari Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar Fi Dhau Al-Kitab Wa As-Sunnah (الفقه الميسر في ضوء الكتاب والسنة). 


Kita masih pada bab yang kesepuluh, pembahasan tentang Haid dan Nifas, pada kesempatan kali ini, insyaAllāh kita akan membahas dua pembahasan tentang المسألة الخامسة و المسألة السادسة (biidznillāhi ta'āla).


Kita masuk pada: 

المسألة الخامسة: ما يوجبه الحيض:


▪︎ _*Haid ini mewajibkan apa saja?*_


Artinya haid ini berkaitan dengan hukum-hukum apa saja? 


يوجب الغسل: لقوله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «دَعِي الصَّلاَةَ قَدْرَ الأَيَّامِ الَّتِي كُنْتِ تَحِيضِينَ فِيهَا، ثُمَّ اغْتَسِلِي وَصَلِّي».


_⑴  Haid mewajibkan mandi atau mandi junub ketika dia suci, berdasarkan sabda Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam,_


دَعِي الصَّلاَةَ قَدْرَ الأَيَّامِ الَّتِي كُنْتِ تَحِيضِينَ فِيهَا، ثُمَّ اغْتَسِلِي وَصَلِّي


_"Tinggalkanlah shalat ketika engkau haid, kemudian mandilah dan shalatlah."_


(Hadīts riwayat Al-Bukhāri no. 325).


Maka barangsiapa yang sudah haid kemudian dia suci maka diwajibkan baginya untuk mandi.


البلوغ: لقوله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لا يقبل الله صلاة حائض إلا بخمار». فقد أوجب عليها السترة بحصول الحيض، فدلَّ على أن التكليف حصل به، وإنما يحصل ذلك بالبلوغ.


_⑵ Baligh (dewasa), maka barangsiapa bagi wanita yang sedang haid dia dikategorikan sebagai orang yang baligh, sebagaimana sabda Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam,_


لا يَقْبَلُ اَللَّهُ صَلَاةَ حَائِضٍ إِلَّا بِخِمَارٍ


_"Allāh Azza wa Jalla tidak menerima shalat wanita yang sudah haid kecuali dengan khimār (penutup kepala)."_


(Hadits riwayat Abu Dawud no. 641).


Di sini maksudnya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mewajibkan penutup kepala bagi wanita yang sudah haid seakan-akan hal tersebut menunjukkan kepada taklif (beban) yang sudah dibebankan kepada wanita yang sudah haid.


الاعتداد به: فتنقضي العدة في حق المطلقة ونحوها بالحيض لمن كانت تحيض، لقوله تعالى: {وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلَاثَةَ قُرُوءٍ} [سورة البقرة: ٢٢٨].


_⑶ Beriddah, artinya seseorang ketika diceraikan maka ada kesempatan untuk rujuk kembali dari suaminya, yaitu dengan Iddah terlebih dahulu._


Iddah dikatakan di dalam Al-Qur'an,  


وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلَاثَةَ قُرُوءٍ


_"Wanita-wanita yang ditalak hendaknya menahan diri (menunggu) untuk dirujuk kembali oleh calon suaminya tiga kali quru'." (QS. Al-Baqarah: 228)._


Maksud dari tiga quru', ada beberapa pendapat tapi الأَقْرَب إِلَى اَلصَّوَابِ, insyaAllāh ta'āla yang paling mendekati kepada kebenaran bahwa quru' yang dimaksud adalah haid. Jadi barangsiapa yang ditalak (dicerai) maka dia bisa menunggu untuk dirujuk kembali oleh suaminya selama tiga kali haid.


Yang mana tiga kali haid ini tidak mesti tiga bulan, karena sudah kita jelaskan di awal bahwasanya haid itu bermacam-macam (tidak teratur).


Kenapa quru' di sini dikategorikan atau ditafsirkan dengan haid? 


Karena ukuran tiga bulan atau menunggu Iddah selama tiga bulan ini bagi orang yang sudah tidak haid, sebagaimana firman Allāh Azza wa Jalla, 


وَٱلَّـٰٓـِٔى يَئِسْنَ مِنَ ٱلْمَحِيضِ مِن نِّسَآئِكُمْ إِنِ ٱرْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلَـٰثَةُ أَشْهُرٍۢ 


_"Dan perempuan-perempuan yang sudah tidak haid lagi (menopause) kemudian dia dicerai maka iddahnya adalah tiga bulan." (QS. At-Talaq: 4)._


Jadi di sini Allāh Azza wa Jalla kenapa, kalau seandainya quru' diartikan tiga bulan dan Allāh menyebutkan atau membedakan atau bahkan sama bagi yang menopause adalah tiga bulan juga maka tidak ada faedah. Maka dalam hal ini bisa kita katakan bahwasanya ثَلَاثَةَ قُرُوءٍ adalah tiga kali haid.


Jadi haid ini berkaitan dalam hukum Iddah.


Barangsiapa yang ditalak atau dicerai, maka boleh rujuknya oleh suami sebanyak tiga kali haid. Wallāhu a'lam.


الحكم ببراءة الرحم في الاعتداد بالحيض


_⑷ Haid juga sebagai pemutus, sebagai final bahwasanya perempuan tersebut bebas rahimnya atau tidak hamil dari hasil pergaulan dengan suami sebelumnya ketika masa Iddah._


Kemudian sahabat BIAS yang dimuliakan oleh Allāh Azza wa Jalla. 


Ada beberapa catatan yang perlu diketahui tentang hal ini, kalau seandainya seorang perempuan suci dari haidnya sebelum غروب الشمس (terbenam matahari) maka shalat yang sebelum itu, seperti shalat Dhuhur atau shalat Ashar wajib dilakukan oleh wanita tersebut. 


Begitu juga barangsiapa wanita yang suci sebelum terbitnya fajar maka shalat-shalat sebelumnya seperti shalat Maghrib dan Isya wajib dikerjakan. 


Kenapa seperti itu? Karena waktu sebelumnya atau waktu ini adalah waktu terakhir, atau waktu bagi orang yang udzur ketika tidak bisa melaksanakan shalat-shalat sebelumnya.


Maka berdasarkan ini barangsiapa (wanita) yang sucinya sebelum shalat Fajar maka wajib dia mengqadha shalat Maghrib dan Isya dan barangsiapa yang suci sebelum terbenam matahari dia wajib mengqadha shalat Dhuhur dan Ashar.  Wallāhu a'lam. 


Hal ini berdasarkan pendapat jumhur, dari Mālik dan Asy-Syafi'i.


Sahabat BIAS yang dimuliakan oleh Allāh Azza wa Jalla. 


Kita masuk pada pembahasan yang kedua yaitu  


المسألة السادسة: أقل النفاس وأكثره


▪︎ _Batas waktu minimal dan maksimalnya Nifas_


لا حدّ لأقل النفاس

_Tidak ada batas untuk minimal masa Nifas._


Artinya bisa saja seorang yang nifas tersebut sehari, dua hari atau tiga hari dan seterusnya.


وأكثره أربعون يوماً

_Tapi di sini disebutkan waktu paling banyak nifas itu (maksimal) empat puluh hari._


قال الترمذي: أجمع أهل العلم من أصحاب النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ومَنْ بعدهم على أن النفساء تدع الصلاة أربعين يوماً إلا أن ترى الطهر قبل ذلك، فتغتسل وتصلي


At-Tirmidzi berkata, _"Para sahabat dan ahli ilmu telah berijma' (bersepakat) bahwasanya orang Nifas itu meninggalkan shalat sebelum empat puluh hari. Barangsiapa yang suci sebelum itu, maka hukumnya sama seperti orang yang suci shalat sebagaimana umumnya."_


Tetapi ada pendapat lain yang tidak disebutkan di dalam buku ini bahwasanya empat puluh hari ini secara umum karena pada faktanya ada beberapa perempuan yang memang Nifas sampai lebih dari empat puluh hari. Ada yang empat puluh lima hari, lima puluh hari bahkan enam puluh hari.


Dari sini bisa dikatakan batasan maksimal orang yang Nifas adalah tidak ada batasannya seperti orang yang Haid.


Itu saja yang bisa kami sampaikan, mudah-mudahan bisa dipahami oleh sahabat BiAS semua, kemudian dipahami dan diamalkan.


سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك، و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

Rabu, 05 Oktober 2022

Bacaan Rukuk Mana yang kamu pakai


 KESALAHAN SEPUTAR BACAAN RUKUK DALAM SHOLAT


Kesalahan seputar bacaan rukuk dalam shalat

.

1. Tidak mengangkat tangan ketika hendak rukuk. Atau mengangkat tangan namun tidak sempurna.

.

2. Gerakan rukuk yang terlalu cepat, seperti ayam mematok makanan. Gerakan ini menyebabkan shalatnya tidak sah, karena rukuknya tidak tumakninah.

.

3. Hanya menghafal satu jenis bacaan rukuk. Bacaan rukuk yang hanya satu ini, dibaca sejak kecil sampai dia dewasa. Ini bisa menyebabkan bacaan lainnya yang tidak dia hafal menjadi terlupakan.

..

4. Membaca bacaan rukuk sebelum posisi rukuk sempurna. Tindakan semacam ini, menyebabkan bacaan rukuknya tidak sah.

.

5. Tidak membaca bacaan rukuk sama sekali. Jika dia jadi imam atau shalat sendirian, maka dia harus sujud sahwi.

.

6. Membaca bacaan sujud ketika rukuk. Tindakan semacam ini tidak sesuai sunah

.

https://carasholat.com/306-bacaan-rukuk-dalam-sholat-video-tuntunan-cara-sholat.html

BAB HAID 1 : PENGERTIAN HAID DAN WAKTU HAID - HALAQAH 18

 🔊 *PENGERTIAN HAID DAN WAKTU HAID - HALAQAH 18*

🌍 BimbinganIslam.com

📆 Rabu, 09 Rabi'ul Awwal 1444 H/ 05 Oktober 2022 M

👤 Ustadz Fauzan Azhiimaa, Lc

📗 Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar | Bab Wudhu 


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•


سم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمد الله وصلاة وسلام على رسول الله و بعد

اللهم انفعنا بما علمتنا ، وعلّمنا ما ينفعنا ، وزدنا علماً، و هُدًى و التقى والصَالَحا يارب العالمين 


Sahabat BiAS yang dimuliakan oleh Allāh _Azza wa Jalla._


Kembali lagi bersama kami Fauzan Azhiimaa (وَفَّقَ الله تعالى) membahas kajian Fiqih yang diambil dari Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar Fi Dhau Al-Kitab Wa As-Sunnah (الفقه الميسر في ضوء الكتاب والسنة). 


Alhamdulillāh kita akan masuk pada *Bab yang kesepuluh (الباب العاشر: في الحيض والنفاس) tentang Haid dan Nifas* 


Sahabat BiAS yang dimuliakan oleh Allāh _Azza wa Jalla._ 


Sebelum kita membahas tentang Haid, kita ketahui bahwasanya pembahasan tentang Haid ini adalah di antara bab yang mungkin sulit untuk dipelajari, bahkan Imam Ahmad pun untuk _memutqinkan_ masalah Haid ini beliau mempelajarinya sampai 9 tahun. Hal ini karena mungkin laki-laki tidak mengalami Haid sehingga kesulitan untuk mendeteksi atau karena memang kasus haid ini terjadi pada perempuan dan kasusnya berbeda-beda satu dengan yang lain. Tapi di sini secara umum insyaAllāh sudah dijelaskan bagaimana haid-haid secara umum.


Perlu diketahui juga bahwasanya jenis-jenis darah yang keluar dari manusia atau khususnya dari wanita, ada jenis darah Haid, darah Nifas dan juga darah Istihadhah, yang mana insyaAllāh ketiga jenis darah ini akan kita bahas bersama _biidznillāh ta'ala._


Tetapi ada jenis-jenis darah yang lainnya yang mungkin tidak termasuk kepada hukum yang tiga ini seperti darah yang berupa penyakit, maka ini adalah penyakit yang tidak berkaitan dengan hukum darah yang tiga ini.


Thayyib, sahabat BiAS yang dimuliakan oleh Allāh _Azza wa Jalla._


Kita masuk pada pembahasan yang pertama tentang Haid.


Apa itu Haid? 


_Haid secara bahasa adalah mengalir (السيلان)_ adapun secara _istilah syar'i_ yaitu: 


دم طبيعة وَجِبِلَّة، يخرج من قعر الرحم في أوقات معلومة، حال صحة المرأة، من غير سبب ولادة.


_Darah Haid adalah darah yang natural yang memang Allāh Azza wa Jalla fitrahkan kepada perempuan, yang mana darah haid ini keluar dari dalam rahim pada waktu tertentu yang mana Haid ini keluar ketika perempuan tersebut dalam keadaan sehat._


Maka harus kita ketahui bahwasanya _darah Haid ini adalah darah yang sehat bukan penyakit, bukan darah penyakit bagi perempuan_ dan darah tersebut من غير سبب ولادة bukan sebab karena mempunyai anak atau hamil.


Maka kita ketahui bahwasanya kebanyakan  perempuan ketika dia Haid maka dia tidak hamil.


والنفاس: دم يخرج من المرأة عند الولادة.


Adapun _darah Nifas adalah darah yang keluar dari wanita ketika terjadi proses melahirkan atau pasca melahirkan._ Dan darah Istihadhah yang ketiga insyaAllāh akan kita sampaikan di pembahasan terakhir.


Di sini ada beberapa مسائل.


المسألة الأولى: بداية وقت الحيض ونهايته:


•  ```Pembahasan Pertama | Kapan seorang wanita mulai Haid dan kapan berakhir (berhenti) Haid?```


Di sini disebutkan: 


لا حيض قبل تمام تسع سنين؛ لأنه لم يثبت في الوجود لامرأة حيض قبل ذلك.


_Seorang perempuan pertama Haid ketika dia berumur 9 tahun_ sebagaimana disebutkan di dalam hadits Aisyah radhiyallāhu ta'āla 'anhā, 


إِذَا بَلَغَتِ الْجَارِيَةُ تِسْعَ سِنِينَ فَهِيَ امْرَأَةٌ ‏


_"Jika seorang anak perempuan berusia sembilan tahun, maka dia sudah menjadi seorang wanita dewasa (امْرَأَةٌ)."_


(Hadits riwayat At-Tirmidzi no. 3/418).


ولا حيض بعد خمسين سنة في الغالب على الصحيح


_Haid ini biasanya berakhir ketika seorang perempuan berumur lima puluh tahun atau diistilahkan dengan menopause,_ kebanyakan wanita seperti ini (في الغالب).


Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah _radhiyallāhu ta'āla 'anhā,_


إذا بلغت المرأة خمسين سنة خرجت من حد الحيض


_"Jika seorang perempuan mencapai usia lima puluh tahun maka dia tidak akan Haid lagi."_


(Al-Mughni, Ibnu Qudamah Al-Maghdisi, 1/406).

 

المسألة الثانية: أقل مدة الحيض وأكثرها:


•  ```Pembahasan Kedua | Berapa lamakah dan berapa waktu paling minimal seorang perempuan Haid?```


الصحيح: أنه لا حدَّ لأقله ولا لأكثره


_Tidak ada batas maksimal atau batas minimal seorang perempuan Haid._


Artinya bisa saja seorang perempuan Haid hanya sehari saja kemudian suci, atau bahkan seorang perempuan bisa Haid selama setengah hari saja kemudian dia suci atau bahkan perempuan Haid bisa satu jam saja kemudian suci.


Begitu juga tidak ada waktu maksimal, ada seorang perempuan yang dia Haid selama lima belas hari atau dua puluh hari atau bahkan tiga puluh hari. 


وإنما يُرجع فيه إلى العادة والعرف.


Maka maksimal dan minimalnya kembali kepada kebiasaan wanita tersebut.


المسألة الثالثة: غالب الحيض:


•  ```Pembahasan Ketiga | Umumnya wanita mengalami Haid berapa lama?``` 


وغالبه ست أو سبع.


_Kebanyakan wanita Haid selama tujuh hari atau enam hari._


Hal ini berdasarkan sabda Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ kepada shahabiyah Hamnah bintu Jahsy radhiyallāhu ta'āla 'anhā,


تَحَيَّضِي فِي عِلْمِ اللَّهِ سِتَّةَ أَيَّامٍ أَوْ سَبْعَةَ 


_"Sesungguhnya kamu akan Haid sesuai ilmu Allāh selama enam hari atau tujuh hari."_


Seandainya sudah suci اغْتَسِلِي mandilah kamu!


Kemudian,


وصلي أربعة وعشرين يوماً، أو ثلاثة وعشرين يوماً -


_Shalatlah kamu sebanyak 24 hari atau sisa dari satu bulan atau 23 hari sisa dari satu bulan._


كما يحيض النساء ويطهرن لميقات حيضهن وطهرهن


_Sebagaimana Haidnya para wanita kemudian mereka suci dari Haid mereka."_


(Hadits riwayat Abu Dawud no. 287).


Thayyib, sahabat BiAS itu pembahasan tentang Haid yang bisa kami sampaikan mudah-mudahan bisa dipahami dan bermanfaat kemudian bisa diamalkan.



نكتفي بهذا، سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك، و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

Selasa, 04 Oktober 2022

Tata Cara Bagaimana Kita Mensucikan Najis

 🔊 *CARA MENSUCIKAN NAJIS - HALAQAH 17*

🌍 BimbinganIslam.com

📆 Selasa, 08 Rabi'ul Awwal 1444 H/ 04 Oktober 2022 M

👤 Ustadz Fauzan Azhiimaa, Lc

📗 Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar | Bab Wudhu 


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•


سم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمد الله وصلاة وسلام على رسول الله و بعد

اللهم انفعنا بما علمتنا ، وعلّمنا ما ينفعنا ، وزدنا علماً، و هُدًى و التقى والصَالَحا يارب العالمين 


Sahabat BIAS yang dimuliakan oleh Allāh Azza wa Jalla.

Kembali lagi kita mengkaji Fiqih yang kita ambil dari Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar Fi Dhau Al-Kitab Wa As-Sunnah (الفقه الميسر في ضوء الكتاب والسنة) kita masih pada *Bab yang kesembilan في النجاسات وكيفية تطهيرها - Jenis-jenis Najis dan Bagaimana Cara Mensucikannya.*


Kita masuk pada pembahasan yang ketiga.


المسألة الثالثة: كيفية تطهير النجاسة:


▪︎  *Tata Cara Bagaimana Kita Mensucikan Najis*


Jadi najis itu ada dua, ada barang yang memang dari sananya sudah najis dan ini tidak bisa dibersihkan.


Jadi perlu diketahui bahwasanya _jenis najis itu ada dua ada yang memang dari sananya adalah najis (dzatnya najis) juga ada yang kedua, ada sesuatu yang tadinya suci kemudian terkena najis maka sesuatu tersebut menjadi najis._


Kita membahas tentang perkara yang kedua, ```bagaimana cara menyucikan sesuatu yang tadinya suci kemudian terkena najis.```


إذا كانت النجاسة في الأرض والمكان


⑴  _Seandainya najis tersebut ada di tanah atau di suatu tempat._


فهذه يكفي في تطهيرها غسلة واحدة، تذهب بعين النجاسة، فيصب عليها الماء مرة واحدة


Maka yang seperti ini _cukup dibersihkan dengan satu kali cucian saja_, yang mana cucian tersebut menghilangkan عين النجاسة atau dzat najis tersebut.


Dengan cara apa? Dengan cara disiramkan dengan satu kali, sebagaimana perintah Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ kepada para sahabat, yang mana ketika itu ada seorang 'Arabi atau Arab Badui yang dia kencing di pojok masjid. Maka Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ memerintahkan untuk mengguyurkan air atau menumpahkan air ke tanah tersebut.


إذا كانت النجاسة على غير الأرض


⑵  _Seandainya najis tersebut bukan di tanah atau bukan di suatu tempat._


Seperti apa? 


كأن تكون في الثوب أو في الإناء.


Misalkan najis tersebut ada _pada baju kita atau ada pada bejana atau wadah_ yang kita punya.


فإن كانت من كلب ولغ في الإناء، فلابد من غسله سبع غسلات إحداهن بالتراب


Seandainya jenis najis tersebut adalah _air liur anjing yang mengenai wadah atau apapun_ benda yang kita punya, maka benda tersebut _harus dicuci sebanyak 7 kali yang mana salah satu cuciannya harus memakai تُرَاب (tanah) atau bisa juga dengan menggunakan pencuci lainnya_ seperti sabun atau yang lainnya yang mana dijelaskan seperti itu oleh para ulama. 


Hal ini sebagaimana sabda Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ , 


إِذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِي إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْسِلْهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ أُولاَهُنَّ بِالتُّرَابِ


_"Seandainya ada anjing yang air liurnya mengenai bejana salah satu dari kalian maka hendaknya dicuci sebanyak 7 kali, yang pertama dengan tanah."_ (HR Muslim: 279)


 وهذا الحكم عام في الإناء وغيره، كالثياب، والفرش.


Ini hukumnya umum, seandainya air liur tersebut mengenai wadah, bejana atau apapun seperti baju, kasur, sprei dan yang lainnya.


أما نجاسة الخنزير: فالصحيح أنها كسائر النجاسات يكفي غسلها مرة واحدة، تذهب بعين النجاسة، ولا يشترط غسلها سبع مرات.


Adapun _najis dari babi, maka yang shahih adalah jenis najis ini seperti najis-najis yang lainnya yaitu cukup dicuci dengan satu kali saja yang mana dzat najis tersebut hilang dan tidak disyaratkan untuk dicuci sebanyak 7 kali._


وإن كانت النجاسة من البول والغائط والدم ونحوها: فإنها تغسل بالماء مع الفرك والعصر حتى تذهب وتزول، ولا يبقى لها أثر، ويكفي في غسلها مرة واحدة.


Seandainya jenis najis tersebut adalah seperti air kencing atau seperti kotoran atau seperti darah, maka cukup dicuci sebanyak satu kali saja disertai dengan dikucek atau dikerik juga peras sampai hilang ain atau dzat najis tersebut dan tidak menyisakan sesuatu apapun dan cukup dicuci sebanyak satu kali saja.


ويكفي في تطهير بول الغلام الذي لم يأكل الطعام النضح، وهو رشه بالماء 


Seandainya najis tersebut adalah _air kencing bayi laki-laki yang belum makan atau di bawah enam bulan dìa belum mpasi. Maka cukup dengan النضح (diperciki) saja._


Hal ini berdasarkan sabda Rasūlullāh __shallallāhu 'alayhi wa sallam_ dan telah disampaikan di awal (pada pertemuan lalu) hadits dari Ummu Qais ketika membawa bayi kepada Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ kemudian bayi tersebut kencing dan Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ hanya meminta air kemudian memercikkan kepada najis tersebut.


أما جلد الميتة مأكولة اللحم: فإنه يطهر بالدباغ لقوله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أيما إهاب دبغ فقد طهر».


Adapun seandainya ada bangkai hewan yang memang dimakan kemudian kita ingin menggunakan kulitnya, maka ini juga bisa disucikan. (HR An-Nasai: 4253)


Bagaimana cara menyucikannya? 


Dengan دبغ atau disamak. 


Ada beberapa jenis samak-kan, bisa direbus dahulu kemudian dibersihkan kulitnya atau dibakar dahulu kemudian dibersihkan kulitnya. Hal ini berdasarkan sabda Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ , _"Apapun dari jenis-jenis kulit dari bangkai yang memang hewan tersebut boleh dimakan, maka setelah disamak maka dia telah suci"._


ودم الحيض تغسله المرأة من ثوبها بالماء، ثم تنضحه، ثم تصلي فيه.


Adapun _darah haidh maka oleh perempuan cukup dicuci sebanyak satu kali kemudian dia memercikkannya lalu dia dianggap suci dan boleh shalat._


فعلى المسلم أن يهتم بالطهارة من النجاسات في بدنه ومكانه وثوبه الذي يصلي فيه، لأنها شرط لصحة الصلاة


Maka dari atas kita ketahui bahwasanya bagus dan wajib bagi seorang muslim untuk memperhatikan tentang kesuciannya dari hal-hal yang najis, baik itu yang terkena pada badannya atau tempatnya atau pun pada pakaian yang dia pakai untuk shalat. Karena bersih atau suci dari najis tersebut adalah syarat sah untuk shalat.


Mungkin itu saja, sahabat BiAS yang bisa kami sampaikan pada kesempatan ini, mudah-mudahan bisa dipahami kemudian bermanfaat dan diamalkan.



سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك 

و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

Senin, 03 Oktober 2022

JENIS NAJIS BERDASARKAN DALIL - HALAQAH 16

 🔊 *JENIS NAJIS BERDASARKAN DALIL - HALAQAH 16*

🌍 BimbinganIslam.com

📆 Senin, 07 Rabi'ul Awwal 1444 H/ 03 Oktober 2022 M

👤 Ustadz Fauzan Azhiimaa, Lc Hafidzhohullah

📗 Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar | Bab Wudhu 


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•


سم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمد الله وصلاة وسلام على رسول الله و بعد

اللهم انفعنا بما علمتنا ، وعلّمنا ما ينفعنا ، وزدنا علماً، و هُدًى و التقى والصَالَحا يارب العالمين 


Sahabat BIAS yang dimuliakan oleh Allāh Azza wa Jalla.


Alhamdulillāh, kita akan kembali mengkaji Fiqih dari Kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar Fi Dhau Al-Kitab Wa As-Sunnah (الفقه الميسر في ضوء الكتاب والسنة) bersama kami Fauzan Azhiimaa وَفَّقَ اللهُ تعالي.


Kita masih pada *Bab yang Kesembilan pembahasan tentang Jenis-jenis Najis dan Bagaimana Cara Menyucikannya*


Kita masuk kepada poin yang kedua.


المسألة الثانية: الأشياء التي قام الدليل على نجاستها:


▪︎  ```Jenis-jenis Najis yang ada dalilnya dari Al-Qur'an dan As-Sunnah``` 


١. بول الآدمي وعذرته وقيئه


⑴  _Air kencing atau kotoran bani Adam dan muntahnya._


إلا بول الصبيِّ الذي لم يأكل الطعام، فيكتفى برشه


```Adapun air kencing bayi laki-laki yang di bawah enam bulan dan belum makan makanan (mpasi) masih fokus kepada ASI maka jenis najisnya cukup diperciki saja.```


Seperti dijelaskan pada pertemuan sebelumnya ini adalah jenis _najis Mukhafafah_ (najis yang ringan) hal ini berdasarkan hadits dari Ummu Qais bintu Muhshan. 


Suatu ketika Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ didatangi seseorang dan orang tersebut membawa seorang bayi laki-laki yang masih kecil (di bawah usia 6 bulan). 

Maka Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ mendudukkan bayi tersebut di atas pangkuannya dan seketika bayi tersebut kencing.


Maka apa yang dilakukan oleh Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ ?


فَدَعَا بِمَاءٍ فَنَضَحَهُ وَلَمْ يَغْسِلْهُ


_"Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam hanya meminta untuk didatangkan air, kemudian dipercikan kepada air kencing yang mengenai baju Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tanpa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mencuci baju tersebut."_


أما بول الغلام الذي يأكل الطعام، وكذا بول الجارية، فإنه يغسل كبول الكبير.


Adapun kencingnya anak kecil yang dia sudah makan makanan atau dia mungkin sudah berusia enam bulan ke atas (sudah Mpasi) begitu juga bayi yang berjenis kelamin perempuan, maka harus harus dicuci, hukumnya seperti jenis najis orang yang besar. 


٢. الدم المسفوح من الحيوان المأكول، أما الدم الذي يبقى في اللحم والعروق، فإنه طاهر، لقوله تعالى


⑵  _Darah yang mengalir dari hewan yang memang diperbolehkan untuk dimakan. Adapun sisa-sisa darah yang memang masih ada di daging-daging atau urat-urat hewan yang sudah disembelih maka darah tersebut thaahir (طاهر) artinya boleh untuk dimakan juga._


Hal ini berdasarkan firman Allāh _Azza wa Jalla_ di dalam surat Al-An'ām ayat 145. 


Allāh Ta'āla berfirman: 


أَوْ دَمًا مَسْفُوحًا


_"Allāh mengharamkan juga memvonis berbagai jenis najis darah yang mengalir."_


```Apakah darah yang mengalir Itu?```


```Darah mengalir ada beberapa keadaan:

①  Bisa ketika disembelih, ketika ada darah yang mengalir maka hukumnya najis.


②  Mengalir karena terjadi sesuatu, misalkan hewan tersebut tertabrak atau hewan tersebut terjatuh dan seterusnya, maka yang mengalir dari hewan tersebut adalah najis.```


٣.  بول وروث كل حيوان غير مأكول اللحم، كالهر والفأر.


⑶  _Semua jenis air kencing atau kotoran dari hewan-hewan yang memang tidak boleh dimakan, seperti dari air kencing atau kotoran kucing atau kotoran tikus atau semua hewan yang tidak boleh dimakan, maka kotorannya adalah najis._


⑷  _Bangkai (الميتة)_


```Apakah bangkai (الميتة) itu?```


وهي ما مات حتف أنفه من غير ذكاة شرعية


_Bangkai adalah hewan yang mati tanpa disembelih dengan sesembelihan yang syar'i._


Sebagaimana Allāh Ta'āla berfirman: 


إِلَّا أَنْ يَكُونَ مَيْتَةً


_"Kecuali daging hewan yang mati (bangkai)."_ (QS. Al-An'ām: 145).


```Diharamkan bangkai!```


Akan tetapi ada beberapa yang dikecualikan,


ويستثنى من ذلك ميتة السمك، والجراد، ومالا نفس له سائلة، فإنها طاهرة


Dan dikecualikan dari bangkai yang divonis sebagai najis yaitu bangkai ikan atau bangkai belalang dan yang sejenisnya yang memang tidak memiliki darah yang mengalir. Maka itu adalah suci.


⑸  _Air Madzi (المَذْي)._


```Apa itu air Madzi (المَذْي) ?```


وهو ماء أبيض رقيق لزج، يخرج عند الملاعبة أو تذكُّر الجماع، 


_Air Madzi adalah air yang berwarna putih kemudian dia lembut dan lengket yang mana biasanya madzi ini keluar ketika sedang pendahuluan untuk melakukan jima' atau ingin atau sedang memimpikan, membayangkan tentang sesuatu yang syahwat._


Dan Madzi ini bisa keluar terkadang tanpa syahwat (لا بشهوة ولا دفق) juga keluarnya tanpa hentakan atau dorongan. Begitu juga,


ولا يعقبه فتور، وربما لا يحس بخروجه


Dan barangsiapa mengeluarkan Madzi ini terkadang tidak terjadi lemas setelahnya, bahkan terkadang seseorang tidak merasa bahwa Madzi telah keluar dari dirinya. 


Maka ini adalah najis sebagaimana sabda Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ kepada Ali bin Abi Thālib yang bertanya tentang Madzi.


Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ mengatakan: 


تَوَضَّأْ وَاغْسِلْ ذَكَرَكَ ‏


_"Wudhulah dan cucilah kemaluanmu."_ (HR. Bukhari 269)


Hal ini menunjukkan bahwasanya Madzi itu harus disucikan dengan cara wudhu, ini menunjukkan bahwasanya Madzi adalah najis.


⑹  _Wadzi (الوَدْي)._


```Apa Wadzi (الوَدْي) itu?```


وهو ماء أبيض ثخين يخرج بعد البول، ومَنْ أصابه فإنه يغسل ذكره ويتوضأ، ولا يغتسل


_Air yang berwarna putih dia sedikit kental dan biasanya keluar setelah buang air kecil._ Maka barangsiapa yang mengeluarkan Wadzi (الوَدْي) maka itu adalah najis dan cukup dicuci kemaluannya kemudian dia wudhu.


Kemudian yang terakhir yang ada dalilnya, adalah: 


⑺  _Darah Haidh (دم الحيض)_


_Darah haidh ini juga najis,_ sebagaimana dalam hadits dari Asma binti Abi Bakar _radhiyallāhu ta'āla 'anhā_ yang menceritakan bahwasanya datang seorang perempuan kepada Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ mengeluhkan tentang haidhnya maka Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ menjawab, 


تَحُتُّهُ، ثُمَّ تَقْرُصُهُ بِالْمَاءِ، ثُمَّ تَنْضَحُهُ ثُمَّ تُصَلِّي فِيهِ


_"Cukup kamu kerik atau kamu cuci atau kamu kucek darah haidh tersebut dengan air kemudian kamu bersihkan setelah itu shalatlah."_


Maka kita tahu bahwasanya Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ memerintahkan wanita tersebut untuk mencuci darah haidh tersebut dan setelah menjadi suci dan dibolehkan untuk shalat.


Ini saja yang bisa kami sampaikan sahabat BiAS, semoga bermanfaat juga bisa dipahami dan tentunya diamalkan.



نكتفي بهذا

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك 

و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

Sabtu, 01 Oktober 2022

Agar PERJALANAN kita MANUSIA selamat menuju akhirat kelak.⬅

 *Masya Allah. Betul betul kreatif sekali yang menulis pesan ini*.

Mari ikuti Petunjuk 

➡ Agar PERJALANAN kita MANUSIA selamat menuju akhirat kelak.⬅


( *IDENTITAS PENUMPANG* )


Nama : *Manusia*

Tempat Asal : *Tanah*

Alamat : *Planet Bumi*


( *KETERANGAN PERJALANAN* )


Terminal Keberangkatan : *Dunia*

Transit : *Alam Kubur*

Terminal Kedatangan : *Padang Mahsyar*

Tujuan Akhir : *Syurga/Neraka*

Jam Keberangkatan : *Surprise/Menunggu izra'il Menjemput*


*Check In* :

Akan Dilakukan Oleh Malaikat Maut.


*BARANG BAWAAN YANG DIIJINKAN*


1. *Kain Kafan*

2. *Iman*

3. *Amal Sholih*


*BARANG BAWAAN YANG TIDAK DIIJINKAN*


1. *Istri/Suami Berikut Anak*"

2. *Harta Benda*

3. *Jabatan*


*BARANG YANG BOLEH DATANG MENYUSUL* 


1. *Shodaqoh/Jariyyah*

2. *Ilmu Yang Bermanfaat*

3. *Do'a Anak Sholeh*


( *PERHATIAN*‼️)

Kami sarankan kepada *Para Penumpang* 


1. Sebelum keberangkatan diharapkan *untuk selalu membaca, mempelajari*, dan *mengamalkan buku petunjuk kehidupan* yang sudah tercantum dalam *al-Quranul Karim*.


2. Sebelum keberangkatan diharapkan *untuk selalu mengamalkan standard operating procedure (SOP)* seperti yang ditunjukan oleh Rosullullah SAW.


3. Kami sarankan *untuk selalu waspada* dan *Hati-hati dengan calo syaithan* yang selalu menawarkan tiket *ke neraka jahanam*.


*CATATAN PENTING*


Kpd para penumpang, *Sebelum Keberangkatan*, Kami Ingatkan untuk :


*Selalu Memeriksa kembali barang bawaan* yang akan anda titipkan : 


1: *Tolong cek dulu Istri/Suaminya* jangan sampai mereka *tidak pernah di arahkan ke jalan Allah* dan *Rasulnya*, 


2- *Cek dulu anak-anaknya* jangan sampai mereka *tidak pernah di ajarkan pendidikan-pendidikan agama*, 


3- *Cek dulu hartanya* jangan sampai ada yang *belum pernah di zakatkan*, 


3- *Cek dulu jabatannya* jangan sampai di jadikan fasilitas *untuk menindas rakyat-rakyat yg lemah*, dan tentunya *kami anjurkan bagi para penumpang untuk selalu berdo'a terlebih dahulu* supaya *selamat sampai tujuan*.


 *DO'A YANG KAMI ANJURKAN*


Ya Allah Ya Robbi.. 

-- *Selamatkanlah kami semuanya, ibu & bapak, suami / istri, anak_anak, saudara,* dan *sahabat sahabat kami dalam perjalanan panjang ini*, 


*Tunjukkan kpd kami petunjuk yang benar saat tiba di terminal keberangkatan kami (dunia ini),* dan *istirahatkanlah kami saat tiba di stasiun alam kubur*, 


*Berikanlah kami kemudahan* saat *sampai di terminal akhir padang mahsyar nanti*,


*Sampaikanlah kami ke tujuan kami (syurga),* dan *berilah pahala yang besar kepada orang yang membagikan/men _share pesan ini Aamiin_*


Kami Berharap Anda Untuk *Bisa Menta'ati Semua Peraturan Peraturan Agama* yg terus berlaku, *Agar Anda Tidak Tersesat* dan *Bisa Selamat Sampai Tujuan,* 


Atas Perhatiannya kami Ucapkan terima kasih

Sobat, sekarang anda mempunyai 2 pilihan :


1. *Membiarkan sedikit pengetahuan ini* hanya sampai di baca sendiri.


2. *Membagikan sedikit pengetahuan ini* kepada semua teman_teman di GROUP

Whatsapp'mu, *Insya Allah akan menjadi pahala bagimu*


Rasanya bila ini diteruskan, pasti bermanfaat.ا Aamiin yra

Syirik Dalam Nama & Sifat Allah Serta Contohnya Dalam Kehidupan

   Beranda / Artikel Aqidah Artikel Manhaj Syirik Dalam Nama & Sifat Allah Serta Contohnya Dalam Kehidupan Bimbingan Islam 2 hours yang ...