Cari yang antum mau

Minggu, 28 Mei 2023

Berwudhu Menghapuskan Dosa

 4 Fawaid Hadist


Berwudhu Menghapuskan Dosa



عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ، أَوِ الْمُؤْمِنُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنِهِ مَعَ الْمَاءِ، أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ، فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيْئَةٍ كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ، فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيْئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلَاهُ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ حَتَّى يَخْرُجَ نَقِيًا مِنَ الذُّنُوبِ »


Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


“Jika seorang muslim atau mukmin berwudhu, kemudian membasuh mukanya, keluarlah setiap dosa yang dilakukan oleh kedua matanya bersama dengan jatuhnya air atau bersama-sama dengan tetesan air terakhir, jika dia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah dari tangannya setiap dosa yang dilakukan oleh keduanya bersama dengan jatuhnya air atau tetesan air terakhir. 


Jika ia membasuh kedua kakinya, maka keluarlah dosa diperbuat oleh kedua kakinya kerana digunakan berjalan pada jalan yang tidak benar bersama dengan jatuhnya air atau bersama-sama dengan tetesan air terakhir, sehingga bersih dari dosa.” 


(HR. Muslim, no. 244)


Faedah Hadist

Hadist ini memberikan faedah – faedah berharga, di antaranya;


1. Wudhu ini menyucikan empat anggota tubuh; wajah, kedua tangan, kepala dan kedua kaki, disamping fisik, wudhu juga mensucikan ruhiyah. 


Secara fisik setiap hari ia membasuh mukanya, kedua tangannya, kepalanya dan kedua kakinya, tentunya kepala sangat penting untuk dibersihkan sebagaimana anggota tubuh yang lain, hanya saja Allah Ta’ala memberi keringanan, karena terdapat rambut yang jika dibasuh akan sangat memberatkan khususnya pada cuaca yang dingin, tetapi karena keluasan rahmat, Allah Ta’ala meringankan untuk mengusapnya saja. 


Hal ini menunjukkan kesempurnaan Islam, yang mewajibkan semua pemeluknya untuk menyucikan anggota tubuh ini.


2.Berwudhu itu menghapuskan dosa, hal ini sejalan dengan tujuan menyucikan ruhiyah, yang seharusnya setiap muslim menjadikannya sebagai tujuan ia berwudhu setiap hari, yaitu membersihkan diri dari segala dosa.


3. Setiap anggota badan itu bisa jatuh dalam dosa, oleh karenanya setiap insan harus mawaspadai diri agar tidak jatuh dalam maksiat, serta mencari sebab-sebab amalan yang dapat menghapuskan dosa dan bertaubat darinya.


4. Kemuliaan dan keutamaan berwudhu, dan amalan ini bisa dilakukan kapan saja sebagai bentuk ibadah. 


Wallahu Ta’ala A’lam.


Baca selengkapnya:

https://bimbinganislam.com/fawaid-hadist-102-berwudhu-menghapuskan-dosa


__________________

bimbinganislam.com | Follow IG, FB, TWT, TG, YT : Bimbingan Islam

Jumat, 12 Mei 2023

TAUHID ASMA' WA SIFAT

 🔊 *MATERI 05 - DEFINISI TAUHID ASMA' WA SIFAT*

📆 Jum'at, 21 Syawwal 1444 H/12 Mei, 2023 M

👤 Ustadz Muhammad Wasitho, Lc., M.A.

📗 Aqidah - Modul 01

🌐 https://madeenah.bimbinganislam.com/

•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•


_MADEENAH..._

_Belajar Islam dasar, dengan pemahaman yang benar_


بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمد لله رب العالمين الذي أنزل شريعة الإسلام هُدًى لِلنَّاسِ ورحمة للعالمين، أما بعد :


Ikhwan wa Akhawatiy fīllāh, kaum muslimin yang semoga dirahmati dan diberkahi Allāh subhānahu wa ta'āla. 


Adapun pembahasan kita pada pertemuan kali ini yaitu tentang macam tauhid yang ketiga yaitu 'tauhid asma' wa sifat' (تَوْحِيْدُ الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ).


Apa yang dimaksud dengan 'tauhid asma' wa sifat' (تَوْحِيْدُ الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ)? 


Tauhid asma' wa sifat' (تَوْحِيْدُ الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ) kata para ulama penulis kitab Ushulul Iman fi Dhouil Kitabi wa Sunnah yaitu: 


إفراد الله تعالى بما سمـى و وصف به نفسه في كتابه و على لسان نبيه وتنـزيهه عـن النقـائص والعيوب ومماثلة الخلق فيما هو من خصائصه والإقرار بأنَّ الله بكلِّ شـيء عليم، وعلى كلِّ شيء قدير، وأنَّه الحـيُّ القيُّوم الذي لا تأخذه سِنة.....الى آخره


Pengertian atau definisi 'tauhid asma' wa sifat' (تَوْحِيْدُ الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ) yaitu kita meyakini, mengesakan Allāh dengan nama-nama dan sifat-sifat yang telah Dia tetapkan untuk dirinya di dalam kitab-Nya (Al-Qur'an).


Kita ulang sekali lagi! 


'Tauhid asma' wa sifat' (تَوْحِيْدُ الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ) adalah _mengesakan Allāh Ta'āla dengan nama-nama dan sifat-sifat  yang telah Dia tetapkan bagi diri-Nya di dalam kitab-Nya (al-Qur'anul Karim) atau yang telah ditetapkan oleh Nabi-Nya (shallallāhu 'alaihi wa sallam) di dalam hadits-hadits yang sahih, serta kita menyucikan Allāh dari segala kekurangan dan aib (cacat atau ketidak sempurnaan) serta dari menyamai makhluk dalam perkara-perkara yang merupakan kekhususan-kekhususan bagi Allāh._ 


 _Serta kita meyakini dan mengikrarkan bahwa Allāh Maha Mengetahui segala sesuatu dan Maha mampu atas segala sesuatu. Allāh Maha Hidup yang berdiri sendiri tanpa membutuhkan makhluk,  Allāh tidak mengalami ngantuk maupun tidur. Allāh Maha Mendengar, Allāh Maha Melihat, Allāh beristiwa' di atas Arsy-Nya dan seterusnya._


Inilah yang dimaksud dengan tauhid asma' wa sifat. Nama-nama dan sifat-sifat yang telah Allāh tetapkan bagi diri-Nya di dalam al-Qur'an maka kita wajib menetapkan nama-nama tersebut untuk Allāh, demikian pula nama-nama dan sifat-sifat yang telah ditetapkan oleh Nabi untuk Allāh di dalam hadits yang sahih, maka kita juga wajib menetapkannya untuk Allāh. 


Dan kita meyakini bahwa semua nama Allāh Maha Indah, Maha bagus.


Allāh Ta'āla berfirman,


وَلِلَّهِ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰ فَٱدۡعُوهُ بِهَاۖ


_"Dan Allāh mempunyai nama-nama yang husna, yang Maha baik yang Maha indah, maka berdoalah kepada-Nya dengan menggunakan nama-nama yang indah tersebut."_ (QS. Al-A'rāf: 180).


Demikian pula dengan sifat-sifat Allāh,  semuanya Maha Sempurna Maha tinggi, tidak mengandung cacat, tidak mengandung kekurangan. 


Sebagai contoh Allāh Maha Mengetahui karena ilmu Allāh sempurna, tidak ada sesuatu apapun di alam semesta ini yang samar dari ilmu (pengetahuan) Allāh. Allāh Maha Tahu, Allāh juga mempunyai sifat melihat yang terkandung dalam nama Allāh Al-Bashir (الْبَصِيرُ) Dzat Yang ang Maha melihat. 


Al-Bashir (الْبَصِيرُ) adalah salah satu nama Allāh yang indah, nama Allāh ini mengandung sifat Al-Bashar (البَصَر) yaitu melihat. Melihat apa? Melihat segala sesuatu, tidak ada sesuatu apapun yang tertutup, tersembunyi, atau tersamarkan dari penglihatan Allāh.  


Karena penglihatan Allāh sifatnya sempurna, tidak mengandung kekurangan, berbeda dengan sifat melihatnya makhluk (terbatas), hanya mampu melihat sejauh sekian km (kilometer) bagi mata yang sehat. Tapi bagi Allāh semua terlihat dengan jelas, karena sifat Allāh Maha Sempurna dan Maha Tinggi. 


Allāh mempunyai nama yang indah As-Sami' (السَّمِيعُ) yang artinya Dzat Yang Maha Mendengar, dalam nama tersebut terkandung sifat yang sempurna yaitu As-Sam'u (السمع) sifat mendengar. Mendengar apa? Mendengar segala suara, suara makhluk apapun, sesamar apapun, sekecil apapun, bahkan suara kita yang berbisik, Allāh Maha mendengar.


Bahkan suara daun yang jatuh di tengah malam gelap gulita, Allāh Maha mendengar, karena pendengaran Allāh Maha Sempurna tidak sebagaimana pendengaran makhluk. 


Dan Ikhwan wa Akhawatiy fīllāh, kaum uslimin para sahabat Bimbingan Islam.


Macam-macam tauhid yang tiga tadi yaitu, _tauhid rububiyyah, tauhid uluhiyyah, dan tauhid asma' wa sifat_ ,  masing-masing memiliki dalil-dalil yang banyak dari al-Qur'an dan as-Sunnah. InsyaaAllāh akan kita jelaskan pada pertemuan yang akan datang.


Dan pembagian tauhid ini, bukan perkara baru dalam agama, bukan perkara bid'ah sebagaimana tuduhan kelompok bid'ah dari kalangan Jahmiyyah dan juga pengekor (pengikut) nya, yang mengatakan bahwa Ahlus Sunnah wal Jamā'ah dan ulama-ulama sunnah membagi tauhid menjadi tiga yaitu; *① Tauhid Rububiyyah  ② Tauhid Uluhiyyah  ③  Tauhid Asma' wa Sifat* ,  itu sama seperti aqidah trinitas orang-orang Nasrani. Tentu ini adalah tuduhan yang batil yang sangat mudah untuk disanggah dan dibantah oleh para ulama.


InsyaaAllāh akan kita jelaskan pembagian tauhid menjadi tiga, pada pertemuan yang akan datang. 

 

Demikian yang dapat kami sampaikan pada pertemuan kali ini.


وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين 

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

TAUHID ULUHIYYAH

 🔊 *MATERI 04 - DEFINISI TAUHID ULUHIYYAH*

📆 Kamis, 20 Syawwal 1444 H/11 Mei, 2023 M

👤 Ustadz Muhammad Wasitho, Lc., M.A.

📗 Aqidah - Modul 01

🌐 https://madeenah.bimbinganislam.com/

•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•


_MADEENAH..._

_Belajar Islam dasar, dengan pemahaman yang benar_


بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمد لله رب العالمين الذي أنزل شريعة الإسلام هُدًى لِلنَّاسِ ورحمة للعالمين، أما بعد :


Ikhwan wal Akhawatiy fīllāh, kaum muslimin dan muslimat, yang semoga dirahmati dan diberkahi Allāh subhānahu wa ta'āla. 


Adapun macam tauhid yang kedua, yaitu 'tauhid al-uluhiyyah' (توحيدُ الأُلوهيَّةِ). Apa yang dimaksud dengan 'tauhid al-uluhiyyah' ( توحيدُ الأُلوهيَّةِ)? Kata penulis kitab Ushul al-Iman fi Dhaouil Kitabi was Sunnah, 'tauhid al-uluhiyyah' (توحيدُ الأُلوهيَّةِ) artinya adalah, 


إفراد الله تعالى وحده بالذلِّ والخضـوع والمحبَّة والخشوع والركوع والسجود والذبح والنذر، وسائر أنواع العبـادة لا شريك له.


'Tauhid al-uluhiyyah' (توحيدُ الأُلوهيَّةِ) adalah mengesakan Allāh, Tuhan satu-satunya. Dengan apa? Dengan merendahkan diri (dengan kerendahan diri), dengan ketundukan, kecintaan, kekhusyu'an, dengan rukuk, sujud, menyembelih hewan, nadzar dan segala macam bentuk ibadah. Tidak ada tuhan sekutu bagi Allāh. 


Maksudnya apa? 

Secara singkat, definisi tauhid al-uluhiyyah (توحيدُ الأُلوهيَّةِ) adalah  إفراد الله تعالى بالعبادة (Mengesakan Allāh dalam beribadah kepada-Nya).


Kita lanjutkan lagi, apa itu 'tauhid al-uluhiyyah' (توحيدُ الأُلوهيَّةِ), 'tauhid al-uluhiyyah' adalah _mengesakan Allāh dalam beribadah kepada-Nya._ Ibadah adalah perbuatan-perbuatan hamba, oleh karenanya nama lain dari _'tauhid al-uluhiyyah' ( توحيدُ الأُلوهيَّةِ) adalah tauhid ibadah_ .


Ketika kita beribadah dengan ibadah apapun, kita wajib memberikannya hanya kepada Allāh,  kita niatkan hanya untuk Allāh, kita tujukan hanya untuk Allāh, tidak boleh diberikan kepada siapa pun selain Allāh. Apakah kepada malaikat, apakah kepada Nabi dan Rasul, pada wali, kepada orang shalih, pada jin atau yang lain? Tidak boleh! Kita melakukan rukuk dan sujud hanya kepada Allāh. 


Kita taat dan tunduk, merendahkan diri hanya kepada Allāh, kita berdoa, bertawakal, isti'anah (memohon pertolongan), isti'adzah (memohon perlindungan) hanya kepada Allāh, menyembelih hewan hanya ditujukan untuk Allāh, tidak boleh kepada selainnya.


Makanya ibadah itu maknanya luas, sebagaimana dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullāh. 


Apa itu ibadah? Ibadah adalah: 


اسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه، من الأقوال والأفعال الظاهرة و الباطنة


_"Ibadah adalah suatu nama yang mencakup apa saja yang dicintai dan diridhai oleh Allāh, baik berupa ucapan maupun perbuatan, yang tampak maupun tidak tampak."_


Kita ulang lagi definisi ibadah yang komprehensif (lengkap) yang sempurna sebagaimana penjelasan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullāh, yaitu suatu nama yang mencakup apa saja yang dicintai dan diridhai Allāh, baik berupa ucapan maupun perbuatan yang tampak maupun yang tidak tampak, yang lahir maupun yang batin.


Oleh karenanya, dengan definisi ini kita bisa mengetahui bahwa ibadah itu bentuknya macam-macam, ada ibadah dengan lisan, ada ibadah dengan hati, ada ibadah dengan anggota badan, ada ibadah dengan harta. 


Ibadah dengan lisan contohnya membaca al-Qur'an, berdzikir, bertasbih, beristighfar, mengumandangkan adzan, berdakwah, menyampaikan atau mengajarkan ilmu, ini adalah contoh ibadah dengan lisan.


Contoh ibadah dengan anggota badan seperti shalat, menunaikan haji dan umrah, puasa, berjihad, termasuk menimba ilmu agama. 


Menimba ilmu agama termasuk ibadah dengan anggota badan, tangan kita mencatat, kaki kita melangkah menuju tempat-tempat kajian, kemudian mata kita melihat apa yang kita baca, apa yang ditulis oleh guru, telinga kita mendengar apa yang disampaikan oleh seorang guru agama.


Contoh ibadah dengan hati, seperti ikhlas, khusyu', sabar, ridha, tawakal, ini adalah contoh ibadah-ibadah dengan hati. Rasa takut, rasa cinta pada Allāh.  


Adapun  contoh ibadah dengan harta seperti, zakat, sedekah, berinfak di jalan Allāh dengan harta yang kita miliki, bernadzar dengan harta, ini contoh-contoh, ibadah dengan harta. Termasuk juga wakaf dengan harta.


Maka, ketika seorang hamba memahami tauhid al-uluhiyyah, maka maksudnya adalah ia mengesakan Allāh dalam beribadah kepada-Nya إفراد الله تعالى بالعبادة  atau dengan kata lain إفراد الله بأفعال العبادة (Mengesakan Allāh dengan perbuatan-perbuatan hamba, yaitu ibadah).


Allāh tidak memiliki tuhan sekutu dalam beribadah. Ibadah apapun tidak boleh kita tujukan kepada selain Allāh. Tidak boleh! Semua harus ditujukan untuk Allāh, karena Dia yang Maha Esa, Maha Tunggal dalam menciptakan, dalam mengatur alam semesta, dalam membagikan rezeki, dalam menurunkan hujan, menghidupkan dan mematikan makhluk.


Maka Dia-lah yang berhak untuk disembah, sedangkan makhluk tidak ada yang mampu menciptakan mengatur alam semesta, membagi rezeki, menghidupkan. 


Tidak ada yang mampu, mendatangkan manfaat, mencegah mudharat atau bencana. Tidak ada satu makhluk pun yang mampu menjalankan itu semua. Maka hanya Allāh yang berhak untuk diibadahi dan dijadikan sesembahan yang hak.


Demikian yang dapat kami sampaikan pada pertemuan kali ini.


وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين 

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

TAUHID RUBUBIYYAH

 🔊 *MATERI 03 - DEFINISI TAUHID RUBUBIYYAH*

📆 Rabu, 19 Syawwal 1444 H/10 Mei, 2023 M

👤 Ustadz Muhammad Wasitho, Lc., M.A.

📗 Aqidah - Modul 01

🌐 https://madeenah.bimbinganislam.com/

•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•


_MADEENAH..._

_Belajar Islam dasar, dengan pemahaman yang benar_


بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمد لله رب العالمين الذي أنزل شريعة الإسلام هُدًى لِلنَّاسِ ورحمة للعالمين، أما بعد :


Ikhwan wal Akhawatiy fīllāh, kaum muslimin dan muslimat, yang semoga dirahmati dan diberkahi Allāh subhānahu wa ta'āla. 


Berbicara dan membahas tentang beriman kepada Allāh merupakan pembahasan yang sangat penting. Karena beriman kepada Allāh merupakan akarnya akar-akar keimanan, pondasi utama, prinsip-prinsip keimanan. 


Bahkan beriman kepada Allāh merupakan perkara keimanan yang paling agung dan paling tinggi dan ia merupakan pondasi utama dan landasan dasar bagi bangunan keimanan.


Semua prinsip-prinsip keimanan atau pokok-pokok keimanan bercabang dari الإيمان بالله (Beriman kepada Allāh), semuanya kembali kepada الإيمان بالله (Beriman kepada Allāh). 


Beriman kepada Allāh azza wa jalla maknanya adalah:


الإيمان بوحدانية الله تعالى للربوبيّة والألوهية و الأسماء والصفات


Makna atau definisi dari beriman kepada Allāh adalah beriman kepada ke-Maha Esaan Allāh, ke-Maha Tunggalan Allāh dalam rububiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya dan asma wa sifat-Nya. 


Kita ulang sekali lagi! 


Apa makna beriman kepada Allāh? 

Apa pengertian الإيمان بالله?


Maknanya adalah beriman terhadap ke-Maha Esaan Allāh subhānahu wa ta'āla di dalam rububiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya, dan asma wa sifat-Nya. 


Inilah tiga prinsip utama yang berdiri tegak di atasnya الإيمان بالله.


Tiga pokok utama, dimana beriman kepada Allāh berdiri tegak di atasnya. 


Berdasarkan definisi ini para ulama ahlus sunnah wal jamā'ah telah membagi tauhid di dalam Islam menjadi tiga macam.


Para ulama bahkan para nabi, para rasul yang Allāh utus kepada manusia, mereka telah mengetahui dan membagi tauhid dalam Islam menjadi tiga macam.


⑴ Tauhid Ar-Rububiyyah (تَوْحِيْدُ الرُّبُوْبِيَّةِ),

⑵ Tauhid Al-Uluhiyyah (توحيدُ الأُلوهيَّةِ),

⑶ Tauhid Al-Asma wa As-Sifat (تَوْحِيْدُ الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ).


Apa yang dimaksud dengan 'tauhid rububiyyah' (توحيد الربوبية)? Tauhid rububiyyah (توحيد الربوبية) adalah: 


الإقرار بأنَّ الله تعالى رب كـلّ شيء ومليكُه وخالقُه ورازقُه، وأَنه المحيي المميتُ النـافعُ الضـار، المتفـرِّدُ بالإجابة عند الاضطرار، الذي له الأمر كله، وبيده الخير كله، وإليه يُرجـع الأمرُ كله، لا شريك له في ذلك.


Pengertian atau definisi 'tauhid rububiyyah' (تَوْحِيْدُ الرُّبُوْبِيَّةِ) adalah pernyataan atau ikrar dan keyakinan bahwa Allāh subhānahu wa ta'āla adalah Rabb (Tuhannya) segala sesuatu. Tuhannya segala makhluk tanpa pemilik dan pencipta dan yang memberikannya rezeki.


Meyakini bahwa Allāh adalah dzat yang Maha Menghidupkan dan Mematikan serta Dzat yang Maha Memberikan Manfaat dan Mudharat, dan juga meyakini bahwa Allāh dzat yang Maha Tunggal (Maha Esa) untuk mengabulkan permohonan orang-orang yang dalam keadaan kesempitan atau dalam keadaan darurat.


Segala urusan dan perintah hanya milik Allāh, dan di tangan Allāh segala kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. 


Semua kebaikan hanya ada di tangan Allāh, segala urusan akan kembali kepada Allāh. Tidak ada Tuhan (sekutu) bagi-Nya dalam segala hal tersebut.


Maksudnya (Allāh) kita yakini bahwa Dia Maha Esa, Dia Maha Tunggal dalam menciptakan segala makhluk. Dia Maha Tunggal dan Maha Esa dalam memberikan rezeki kepada semua makhluk, Dia Maha Esa, Maha Tunggal dalam menghidupkan maupun mematikan makhluk. 


Tidak ada tuhan atau siapa pun dari makhluk yang membantu Allāh. Tidak ada tuhan tandingan bagi Allāh, tidak ada tuhan sekutu bagi Allāh dalam menjalankan perbuatan-perbuatannya tersebut. 


Makanya sebagian ulama menjelaskan makna Tauhid Rububiyyah (تَوْحِيْدُ الرُّبُوْبِيَّةِ) secara singkat adalah إفراد الله بأفعال (Mengesakan Allāh di dalam perbuatan-perbuatannya).


Apa saja perbuatan Allāh?  


Tadi sebagian sudah kita sebutkan, di antara perbuatan Allāh adalah menciptakan, membagikan rezeki, mengatur alam semesta, menghidupkan dan mematikan makhluk, memberikan manfaat dan mudharat atau mencegah mudharat, mengabulkan segala permohonan hamba. Ini adalah perbuatan-perbuatan Allāh. 


Maka kita meyakini bahwasanya Allāh di dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan tersebut Maha Esa, tidak ada yang membantu-Nya, tidak ada yang menjadi sekutu bagi-Nya, atau tidak yang menjadi tandingan bagi Allāh subhānahu wa ta'āla. 


Inilah Tauhid Rububiyyah (تَوْحِيْدُ الرُّبُوْبِيَّةِ).


Demikian yang dapat kami sampaikan pada pertemuan kali ini.


وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين 

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

Rabu, 10 Mei 2023

Pentingnya SYAHADAT

 🔊 *MATERI 02 - KONSEKUENSI SYAHADAT*

📆 Selasa, 18 Syawwal 1444 H/09 Mei, 2023 M

👤 Ustadz Muhammad Wasitho, Lc., M.A.

📝 Aqidah - Modul 01

🌐 https://madeenah.bimbinganislam.com/

•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•


MADEENAH...

Belajar Islam dasar, dengan pemahaman yang benar


بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمد لله رب العالمين الذي أنزل شريعة الإسلام هُدًى لِلنَّاسِ ورحمة للعالمين، أما بعد :


Ma'asyiral ikhawati wal-akhwat, kaum muslimin dan muslimat, yang semoga dirahmati dan diberkahi Allāh subhānahu wa ta'ala. 


Kalau kita melihat kepada sejarah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, bagaimana Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengajarkan dan mendakwahkan Islam di tengah keluarga dan kerabatnya. 


Bagaimana Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam bersemangat mengajak kaumnya untuk mengucapkan dua kalimat syahadat, mengucapkan kalimat tauhid, kalimat tahlil. Agar mereka menjadi muslim kemudian mukmin, agar mereka keluar dari kekafiran. 


Sebagai contoh ketika paman Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang bernama Abu Thalib, Abu Thalib sangat besar perhatian dan kasih sayangnya kepada Nabi, beliau yang mengasuh Nabi, mendidik Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam sepeninggal orang tua dan kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. 


Abu Thalib betul-betul memelihara dan menyayangi keponakannya melebihi anak-anak kandungnya sendiri. Abu Thalib membela dan melindungi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dari gangguan orang-orang musyrikin Quraisy, bahkan Abu Thalib hati kecilnya meyakini (percaya) kebenaran agama Islam yang dibawa dan diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam.


Namun sayang, beliau sakit kritis yang mengantarkan beliau kepada kematian, Rasulullah shallallāhu 'alayhi wa sallam menjenguk beliau (Abu Thalib) dan mengajari atau mengajak beliau (pamannya) agar mengucapkan syahadat lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ).


 يا عَمِّ قل لا إله إلا الله، كلمة  وأُحَاجُّ لك بها عند الله


"Wahai paman, ucapkan olehmu kalimat lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) yaitu sebagai satu kalimat yang akan aku jadikan sebagai argumen (hujjah) di hadapan Allāh. (Engkau orang muslim, engkau orang mukmin berhak masuk Surga dan berhak selamat dari siksa Neraka.)"


Tetapi pada saat itu, Abu Thalib dijenguk oleh teman-teman dekatnya seperti Abu Jahal dan kawan-kawannya, maka Abu Jahal ketika melihat Abu Thalib diseru dan diajak oleh Rasulullah shallallāhu 'alayhi wa sallam untuk masuk Islam, mengucapkan kalimat tauhid Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ), Abu Jahal pun berusaha untuk menghalang-halangi Abu Thalib dari ucapan tersebut.


Maka Abu Jahal berkata kepada Abu Thalib, 


يا أبا طالب أَتَرغَبُ عن ملة عبد المطلب


"Wahai Abu Thalib, apakah sekarang engkau tidak suka (engkau benci) terhadap agama Abdul Muthalib (bapakmu sendiri)? (Keyakinan dan tradisi ayahmu Abdul Muthalib dan nenek moyangmu (menyembah berhala, mengagungkan jin, dan lain sebagainya))."


Maka Nabi Muhammad mengulang kembali dakwah Tauhidnya.


يا عَمِّ قل لا إله إلا الله، كلمة  وأُحَاجُّ لك بها عند الله


Kemudian Abu Jahal pun tidak mau diam (tidak mau kalah) diulangnya kembali ucapan,


يا أبا طالب أَتَرغَبُ عن ملة عبد المطلب


Maka terjadi tarik ulur antara dakwah tauhid dengan dakwah syirik, dakwah iman dengan dakwah kekafiran.


Lalu bagaimana sikap Abu Thalib? 


Abu Thalib sangking bingungnya untuk menyambut dua seruan (dua ajakan) ajakan ponakan yang dia cintai dan ajakan teman lamanya yang sangat akrab (Abu Jahal). 


Dakwah Islam dengan dakwah kekafiran, dakwah kauhid dengan dakwah syirik, maka Abu Thalib mengungkapkan apa yang diyakini oleh hati beliau. 


Apa kata Abu Thalib, dalam sebuah bait syair? 

 

وَلَقَـد عَلِمْتُ أَنَّ دِيـنَ مُحَمَّـدٍ مِنْ خَيْرِ أَدْيَـانِ البَرِيَّةِ لَوْلا مَسَبَّـةٍ أوْ الْمَلامَـةُ لَوَجَدتَني سَمحاً بِذاكَ مُبينا


"Sungguh aku telah mengetahui dan meyakini..."


Lihat! عَلِمْتُ (ilmu), jadi mengetahui dan meyakini.


"Sungguh aku telah mengetahui dan meyakini bahwasanya agama yang dibawa oleh Muhammad merupakan sebaik-baik agama bagi manusia..."


Lihat! Pernyataan yang jujur yang keluar dari hati Abu Thalib yang sangat tulus.


"Sungguh aku telah mengetahui dan meyakini bahwasa agama yang dibawa Muhammad (Islam) adalah sebaik-baik agama bagi manusia, kalau bukan karena takut dicaci maki, dikucilkan dan dicemoohkan oleh masyarakat (kaumnya), niscaya kalian mendapatkan diriku memeluk agama Islam."


Menerima dakwah tauhid, dakwah iman, masyaaAllāh! 


Sampai akhirnya, ketika malaikat maut mencabut nyawa Abu Thalib, beliau dalam keadaan tidak sempat atau tidak bisa mengucapkan syahadat lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ). Ia mati di atas kesyirikan dan kekafiran.


Maka _keyakinan dengan hatinya tentang kebenaran agama Islam_ , bahwa Allāh adalah satu-satunya sesembahan yang hak. Tidak bermanfaat!  Kenapa? Karena, lisannya tidak mengucapkan dua kalimat syahadat.


Tadi dalam unsur yang pertama daripada unsur-unsur iman, _iman itu adalah mengucapkan dengan lisan._ Maka harus diucapkan dengan lisan tidak cukup dengan hati.


Sebaliknya orang munafik, lisannya rajin mengucapkan syahadat lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) Muhammad Rasulullāh (مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ), tapi hatinya tidak percaya, hatinya tidak yakin dengan kebenaran makna dan tuntutan syahadat lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ), maka mereka pun diadzab oleh Allāh di dalam api neraka Jahannam secara kekal abadi.


Kemudian unsur iman yang ketiga وعمل بالأركان iman itu adalah _pengamalan dengan anggota badan._ Jadi ketika lisan sudah mengucapkan dua kalimat syahadat, kemudian hati telah meyakini, membenarkan makna dan konsekuensi dua kalimat syahadat. Anggota badan dari ujung rambut sampai ujung kaki harus siap melaksanakan apa yang menjadi tuntutan dan konsekuensi dua kalimat syahadat.


Tidak boleh berdiam diri atau cuek (lalai) terhadap konsekuensi dan tuntutan dua kalimat syahadat, karena ucapan syahadat Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) yang telah diikrarkan dengan lisannya memiliki konsekuensi dan tuntutan, demikian pula dengan syahadat yang kedua 

Muhammad Rasulullāh (مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ).


Apa konsekuensinya? Syahadat Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) "Aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allāh". Di sini ada dua konsekuensi, ada dua tuntutan.


⑴ Tuntutan yang pertama, yang wajib ditunaikan oleh seorang hamba yaitu عبادة الله وحده - Dia _wajib beribadah kepada Allāh saja_ , dia wajib menghambakan diri hanya kepada Allāh, dia wajib memberikan segala ketaatan hanya untuk Allāh bukan kepada selainnya.


⑵ Konsekuensi yang kedua daripada syahadat lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) adalah  الكَفَرَ بما يُعْبَدُ من دون الله - _Wajib mengingkari segala sesembahan selain Allāh._ Apa saja yang disembah selain Allāh, apakah berupa tuhan matahari, tuhan patung dan berhala, tuhan api, tuhan dewa, tuhan kuburan maupun yang lainnya yang diagungkan dan dikeramatkan. Maka wajib dijauhi dan ditinggalkan serta diingkari. 


Dan wajib diyakini, bahwa itu semua adalah tuhan yang bathil, sesembahan yang tidak berhak untuk dijadikan tuhan. Itu semua tuhan yang lemah, itu semua adalah makhluk ciptaan Allāh. 


Demikian pelajaran kita pada pertemuan kali ini.


وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين 

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

Syirik Dalam Nama & Sifat Allah Serta Contohnya Dalam Kehidupan

   Beranda / Artikel Aqidah Artikel Manhaj Syirik Dalam Nama & Sifat Allah Serta Contohnya Dalam Kehidupan Bimbingan Islam 2 hours yang ...