Cari yang antum mau

Selasa, 05 September 2023

MATERI 02 : PENJAGAAN NABI ﷺ TERHADAP TAUHID Bag.2*

 🔊 *MATERI 02 : PENJAGAAN NABI ﷺ TERHADAP TAUHID Bag.2* 


📆 Selasa, 19 Shafar 1445 H/05 September, 2023 M

👤 Ustadz Muhammad Wasitho, Lc., M.A.

📗 Aqidah - Modul 02

🌐 https://madeenah.bimbinganislam.com/


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•


_MADEENAH..._

_Belajar Islam dasar, dengan pemahaman yang benar_


بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحمدلله رب العالمين الذي أنزل شرعة الإسلام هُدًى لِلنَّاسِ ورحمة للعالمين أما بعد 


_Ikhwaniy wa Akhawatiy Fillaah,_ para santri dan santriwati Madeenah (Madrasah Diniyyah) yang semoga dirahmati dan diberkahi Allah _Subhanahu wa Ta'ala._


Pembahasan kita pada pertemuan kali ini yaitu tentang _Contoh Nabi bersemangat dalam menjaga Tauhid dan menutup rapat-rapat celah dan pintu yang mengantarkan seorang muslim kepada kesyirikan_ yaitu Nabi Muhammad pernah menyebutkan dalam sebuah hadits yang shahih. 


_Apabila seorang hamba mengalami dalam jiwanya ada bisikan jahat atau bisikan was-was karena ditiupkan oleh syaithan untuk menanyakan siapa yang menciptakan Allah,_ maka Nabi pun memberikan solusi dan jalan keluar agar selamat dari bisikan jiwa yang jahat dan godaan syaithan tersebut dalam rangka membendung pintu-pintu dan celah menuju kesyirikan.


Dalam sebuah hadits Nabi bersabda,


إِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْتِي أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ مَنْ خَلَقَ السَّمَاءَ فَيَقُولُ اللَّهُ,  فَيَقُولُ مَنْ خَلَقَ الْأَرْضَ, فَيَقُولُ اللَّهُ, فَيَقُولُ مَنْ خَلَقَ اللَّهَ فَلْيَقُلْ آمنا  بِاللَّهِ وَبِرُسُلِهِ.  (رواه لإمام أحمد)

  


_Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam pernah bersabda, "Sesungguhnya syaithan mendatangi salah seorang di antara kalian dan bertanya (berkata) siapakah yang menciptakan langit? (ini bisikan syaithan dalam jiwa seorang hamba) maka akan dijawab oleh jiwa tersebut, 'Allah'. Lalu syaithan bertanya lagi مَنْ خَلَقَ الأَرْضَ (siapakah yang menciptakan bumi?) Maka jiwa itu akan menjawab فَيَقُولُ اللَّهُ (Allah yang menciptakan bumi). Lalu syaithan bertanya lagi فمن خلق اللهَ (siapakah yang menciptakan Allah?) Ketika sudah sampai pada pertanyaan ini (dari syaithan) maka kata Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam, فليقُلْ (maka hendaknya seseorang menjawab)  آمن  باللهِ وبرسولِ (kami telah beriman kepada Allah dan kepada Rasul-Nya)."_

 

Bahkan di dalam riwayat yang lain Nabi memberikan solusi atau jalan keluar ketika ada bisikan syaithan yang menanyakan من خلق اللهَ ini sebagai was-was yang jahat dalam jiwa. 


Siapa yang telah menciptakan Allah? Maka kata Nabi apa? 


فإذا بَلَغَ ذلكَ، فَلْيَسْتَعِذْ باللَّهِ ولْيَنْتَهِ


_"Apabila telah sampai pada hal tersebut (yakni was-was yang jahat, bisikan syaithan yang jahat sampai menanyakan siapa yang menciptakan Allah) maka hendaknya ia beristi'adzah memohon perlindungan kepada Allah dan menghentikan was-was tersebut (sudah jangan dilanjutkan, jangan dipikirkan lebih panjang)."_


Kemudian di antara usaha keras Nabi dalam menjaga Tauhid agar umatnya senantiasa istiqamah di atas Tauhid dan terbebas dari segala bentuk kemusyrikan. Yaitu beliau menjaga agar umatnya tidak terjatuh dalam kesyirikan terhadap sifat-sifat kekhususan Allah seperti sifat mengetahui perkara ghaib.


*Tidak ada yang tahu perkara ghaib kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala.* Selain Allah tidak ada yang tahu tentang perkara ghaib, apakah Malaikat, apakah Nabi, apakah Rasul, ataukah wali dan orang shalih, apalagi dukun dan peramal. Tidak ada yang tahu tentang perkara ghaib kecuali Allah _Subhanahu wa Ta'ala._


Sebagai contoh firman Allah _Subhanahu wa Ta'ala_ di dalam surat Al-An'am ayat 59.


وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلۡغَيۡبِ لَا يَعۡلَمُهَآ إِلَّا هُوَۚ 


_"Dan hanya ada di sisi Allah kunci-kunci semua perkara yang ghaib."_


Tidak ada yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Dia sendiri kecuali Allah, maka ayat ini menutup rapat semua keyakinan yang meyakini bahwa ada selain Allah yang mengetahui perkara ghaib. 


Dibendung ditutup rapat dengan ayat ini. 


*Yang tahu perkara ghaib hanyalah Allah _Subhanahu wa Ta'ala,_ bahkan (sekali pun) Nabi Muhammad _shallallahu 'alayhi wa sallam,_ tidak tahu perkara ghaib. Jangankan untuk orang lain, untuk meramal nasib beliau sendiri beliau tidak tahu. Apa yang akan terjadi, apa yang akan menimpa beliau di waktu yang akan datang, beliau tidak tahu!* 


Dalilnya apa? Firman Allah di dalam surat Al-A'raf ayat 188.


قُل لَّآ أَمۡلِكُ لِنَفۡسِي نَفۡعٗا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُ وَلَوۡ كُنتُ أَعۡلَمُ ٱلۡغَيۡبَ لَٱسۡتَكۡثَرۡتُ مِنَ ٱلۡخَيۡرِ وَمَا مَسَّنِيَ ٱلسُّوٓءُۚ إِنۡ أَنَا۠ إِلَّا نَذِيرٞ وَبَشِيرٞ لِّقَوۡمٖ يُؤۡمِنُونَ 


Yang artinya, 


_"Katakan wahai Muhammad, aku tidak memiliki kemampuan, aku tidak berkuasa untuk mendatangkan manfaat bagi diriku sendiri dan juga tidak punya kemampuan untuk menolak mudharat yang akan menimpa diriku kecuali dengan apa yang telah dikehendaki oleh Allah._


إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُ


_Dan sekiranya aku mengetahui perkara yang ghaib (kata Nabi) tentulah aku akan membuat kebaikan sebanyak-banyaknya لَٱسۡتَكۡثَرۡتُ مِنَ ٱلۡخَيۡرِ (niscaya aku akan memperbanyak kebaikan-kebaikan)._


وَمَا مَسَّنِيَ ٱلسُّوٓءُۚ


_Dan tentu aku tidak akan ditimpa keburukan atau kemudharatan._


إِنۡ أَنَا۠ إِلَّا نَذِيرٞ وَبَشِيرٞ لِّقَوۡمٖ يُؤۡمِنُونَ 


_Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman."_


_Ayat ini menunjukkan dengan jelas dan gamblang bahwa tidak ada yang mengetahui perkara yang ghaib dari siapa pun yang ada di alam semesta ini baik Malaikat, Nabi, Rasul, wali, orang shalih, dukun, peramal. Tidak ada yang tahu tentang perkara yang ghaib kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala._


Maka dalam kehidupan Nabi secara nyata beliau pernah tertimpa musibah dalam perang Uhud, pipi beliau terluka (berlumuran darah) gigi beliau patah dan rontok, beliau juga terkena sayatan pedang dan tusukan tombak, beliau pernah juga memakan daging yang telah dicampur racun oleh seorang wanita Yahudi yang merupakan tetangga beliau. Dan beliau memakannya dan beliau keracunan dan beliau sakit. Ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad bukan hamba yang sakti atau kebal, bukan hamba yang mengetahui perkara yang ghaib.


Kemudian di antara upaya keras Nabi dalam menjaga Tauhid agar umatnya selamat dan bebas dari bentuk kesyirikan, beliau memperingatkan dengan keras terhadap umatnya agar tidak berbuat apapun yang akan menjerumuskan mereka ke dalam kesyirikan dalam tauhid Uluhiyyah ataupun Ibadah. Jangan sampai mereka menyekutukan Allah dalam beribadah kepada-Nya.


Maka beliau pun membendung keras atau menutup rapat-rapat pintu dan celah yang mengantarkan seorang muslim dan muslimah kepada kesyirikan. Sebagai contoh beliau melarang umat Islam berlebih-lebihan dalam memuji dan menyanjung beliau. Karena apabila seorang muslim memuji Nabi dan menyanjung Nabi secara berlebihan maka bisa menjerumuskan mereka ke dalam bentuk kemusyrikan (menyembah Nabi, beribadah kepada diri Nabi). Maka beliau akan melarang keras pujian kepada Nabi secara berlebihan.


Beliau bersabda dalam hadits yang shahih sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya. 


لاَ تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ 


Yang artinya kata Nabi _shallallahu alaihi wa sallam,_


_"Janganlah kalian memujiku secara berlebih-lebihan sebagaimana yang telah dilakukan orang-orang Nashrani terhadap Nabi Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba, maka panggillah Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya."_


(Hadits riwayat Al-Bukhari nomor 3445).


Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya jangan disanjung secara berlebihan sebagaimana orang-orang Nashrani yang telah berlebih-lebihan dalam memuji dan menyanjung Nabi Isa bin Maryam. Di mana orang-orang Nashrani mereka meyakini Nabi Isa sebagai إبن الله (anaknya Allah, putranya Allah). Ini *berlebih-lebihan, memposisikan makhluk seperti Tuhan seperti Allah. Ini tidak boleh!*


Makanya _Nabi membendung, jangan sampai umat Islam mengikuti jejak orang-orang Nashrani terhadap Nabi Isa bin Maryam_ sebab apabila telah berlebihan dalam memuji Nabi dalam menyanjung Nabi maka bisa mengantarkan kepada penyembahan terhadap diri beliau. Maka *diharamkan dalam Islam.*


Demikian pelajaran kita pada pertemuan kali ini, semoga mudah dipahami dengan baik dan benar dan menjadi tambahan ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang akan mengantarkan kita kepada keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Syirik Dalam Nama & Sifat Allah Serta Contohnya Dalam Kehidupan

   Beranda / Artikel Aqidah Artikel Manhaj Syirik Dalam Nama & Sifat Allah Serta Contohnya Dalam Kehidupan Bimbingan Islam 2 hours yang ...