๐ *MATERI 07 : HUKUM MEMBACA AL-QUR'AN SAAT BERHADATS KECIL, JUNUB, HAID DAN NIFAS*
๐ Selasa, 28 Muharram 1445 H/15 Agustus 2023 M
๐ค Ustadz Ratno Abu Muhammad Lc,.M.Ag
๐ Adab - Modul 01
๐ https://madeenah.bimbinganislam.com/
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•
_MADEENAH..._
_Belajar Islam dasar, dengan pemahaman yang benar_
ุจุณู ุงููู ุงูุฑุญู ู ุงูุฑุญูู
ุงูุณูุงู ุนูููู ูุฑุญู ุฉ ุงููู ูุจุฑูุงุชู
ุงูุญู ุฏููู ูุงูุตูุงุฉ ูุงูุณูุงู ุนูู ุฑุณูู ุงููู ูุนูู ุขูู ูุฃุตุญุงุจู ูู ู ุชุจุนูู ุจุฅุญุณุงู ุฅูู ููู ุงูููุงู ุฉ. ุฃู ّุงุจุนุฏ
Pada kesempatan ini, kita akan melanjutkan membaca Kitab Al-Adaab (ูุชุงุจ ุงูุขุฏุงุจ) karya Syaikh Fuad Asy-Syalhub (semoga Allah menerima amal ibadah beliau).
Di antara adab terhadap Al-Qur'an yang disebutkan di dalam kitab ini adalah pembahasan tentang bolehkah membaca Al-Qur'an bagi orang yang berhadats kecil.
*Bolehkah membaca Al-Qur'an bagi orang yang berhadats kecil?*
Sekarang pembahasannya adalah membaca, di kesempatan yang lalu pembahasannya adalah memegang atau menyentuh.
Baik, di pembahasan ini tentang membaca Al-Qur'an bagi orang yang berhadats kecil itu bagaimana?
Maka di sini ada dua pembagian, pembagian pertama atau bagian pertama membaca Al-Qur'an dari hafalannya, kemudian bagian kedua adalah membaca Al-Qur'an dari mushaf Al-Qur'an.
_Apabila membaca Al-Qur'an dari hafalannya, maka bagi seseorang yang berhadats besar itu tidak boleh, berhadas kecil boleh._
Jadi *membaca Al-Qur'an dari hafalannya tanpa membuka mushaf. Maka kalau dia hadatsnya hadats besar tidak boleh,* karena Ali Bin Abi Thalib _radhiyallahu ta'ala 'anhu_ pernah menyatakan,
َูุงَู ุฑَุณُُูู ุงََِّููู - ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู -ُْููุฑِุฆَُูุง ุงَُْููุฑْุขَู ู َุง َูู ْ َُْููู ุฌُُูุจًุง
_"Dahulu Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam membaca Al-Qur'an kepada kami selama beliau tidak junub."_
Kemudian terkait *orang yang berhadats kecil boleh membaca Al-Qur'an dari hafalannya,* maka ada sebuah hadits dari Ibnu Abbas _radhiyallahu ta'ฤla 'anhuma_ ketika beliau tinggal di rumah bibinya Maimunah.
Beliau bercerita,
ุงุณْุชََْููุธَ ุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู َูุฌََูุณَ َูู ْุณَุญُ ุงَّْูููู َ ุนَْู َูุฌِِْูู ุจَِูุฏِِู, ุซُู َّ َูุฑَุฃَ ุงْูุนَุดْุฑَ ุงูุขَูุงุชِ ุงْูุฎََูุงุชِู َ ู ِْู ุณُูุฑَุฉِ ุขِู ุนِู ْุฑَุงَู ุซُู َّ َูุงู َ ุฅَِูู ุดٍَّู ู ُุนَََّููุฉٍ َูุชََูุถَّุฃَ ู َِْููุง َูุฃَุญْุณََู ُูุถُูุกَُู
_Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bangun dari tidurnya Kemudian beliau duduk, Beliau mengusap (wajahnya dari rasa ngantuk) dengan tangannya. Kemudian setelah itu Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam langsung membaca 10 ayat penutupan Surat Ali-Imran. Kemudian beliau mendatangi sebuah tempat air yang tergantung, Kemudian Beliau berwudhu di sana dan Beliau memperbagus wudhunya._
(HR. Bukhari, no.183 Muslim no.673)
Artinya _Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam dalam keadaan baru bangun belum berwudhu, kemudian beliau membaca Al-Qur'an ini. Ini adalah sebuah amalan yang diperbolehkan artinya membaca Al-Qur'an ketika seseorang berhadats kecil ini diperbolehkan._ Karena beliau baru saja bangun, dan tidur itu membatalkan wudhu, setelah itu Beliau berwudhu.
Kemudian orang yang meyakini bahwa membaca Al-Qur'an itu tidak diperbolehkan ketika ada hadats kecil.
Kalau ada orang yang meyakini orang yang berhadats kecil tidak boleh baca Al-Qur'an, maka keyakinan ini harus diingkari, harus dibenarkan orang tersebut.
Pernah terjadi suatu ketika Umar Bin Khaththab _radhiyallahu ta'ala 'anhu_ berkumpul dengan suatu kaum lalu beliau pergi buang hajat, saat kembali Umar bin Khaththab _radhiyallahu ta'ฤla 'anhu_ datang sambil membaca Al-Qur'an padahal beliau belum berwudhu.
Maka ada orang yang mengatakan,
َูุง ุฃَู ِูุฑَ ุงْูู ُุคْู َِِููู ุฃุชَْูุฑَุฃُ ุงُْููุฑْุขَู ََููุณْุชَ ุนََูู ُูุถُูุกٍ؟ ู َْู ุฃَْูุชَุงَู ุจَِูุฐَุง ุฃَู ُุณَِْููู َุฉُ ؟
_"Wahai Amirul Mukminin, Apakah Anda membaca Al-Qur'an padahal Anda belum berwudhu?" Maka Umar bin Khaththab radhiyallฤhu ta'ฤla 'anhu menjawab, "Siapa yang berfatwa seperti ini terhadapmu, kamu mendapat ilmu seperti ini dari mana, apakah Musailamah yang berfatwa kepadamu?"_
(Lihat kitab al-Muwattho' no.469)
Artinya Musailamah Al-Kadzab (nabi palsu).
Apakah Musailamah yang mengajarkan kamu seperti itu?
_Artinya Umar mengingkari orang yang meyakini bahwa berhadats kecil itu dilarang membaca Al-Qur'an dari hafalannya._
Baik, kemudian *membaca Al-Qur'an dari mushaf.* Kalau hadatsnya hadats besar maka jelas tidak diperbolehkan, kalau hadatsnya hadats kecil menurut fatwa Lajnah Ad-Daimah ini juga tidak diperbolehkan.
Mereka mengatakan,
ููููุณ ูููู ุฃู ููููุฑุฃู ู ููู ุงูู ุตููุญู ุฅูุง ุนูููู ุทูููุงุฑุฉูุงู ูููุฉ ู ููู ุงูุญููุฏุซ
ุงูุฃูุจุฑ ูุงูุฃุตุบุฑ
_"Seseorang hendaknya tidak membaca Al-Qur'an dari mushaf kecuali dalam keadaan suci yang sempurna, baik suci dari hadats besar maupun dari hadats kecil."_
Kemudian beliau membaca sebuah permasalahan,
*manakah yang lebih utama, membaca Al-Qur'an dari mushaf atau dari hafalan? Mana yang lebih afdhal?*
Jadi pembahasanya bukan masalah boleh atau tidak boleh, tapi mana yang lebih utama dan mana yang paling utama.
Pembahasannya, yang paling utama atau kurang utama.
Dan ini ada tiga pendapat.
*Pendapat pertama,* mengatakan bahwa _yang lebih utama adalah dari mushaf karena seseorang akan lebih banyak melihat dan membaca itu lebih menguatkan hafalan._
Ini sebagian pendapat yang menyatakan dari mushaf, ada juga yang *membaca Al-Qur'an dari hafalan ini pendapat kedua,* tapi baiknya membaca dari hafalan.
Kemudian *pendapat ketiga* adalah dirinci (ditafsir), seperti _Ibnu Katsir mengatakan konsep pentingnya adalah kembali kepada kekhusyu'an, kalau lebih khusyu' dari membaca mushaf maka membaca mushaf lebih utama, kalau khusyu'nya lebih datang ketika dia membaca Al-Qur'an dari hafalan maka ini lebih utama._ Jadi ditafsir.
Dan Imam Nawawi juga mengatakan pendapat para ulama Salaf lebih condong kepada pendapat yang merinci seperti ini, kemudian dinukilkan perkataan Ibnul Jauzi di dalam akhir-akhir bab ini, bahwa Ibnul Jauzi mengatakan,
"Tapi bagi orang yang memiliki mushaf hendaknya punya rutinitas membaca dari mushafnya meskipun hanya sedikit agar tidak menjadikan Al-Qur'an sebagai kitab yang dijauhi atau kitab mahjur."
Ini adalah pembahasan terkait membaca Al-Qur'an dalam keadaan berhadats kecil
Kita akan melanjutkan *bolehnya membaca Al-Qur'an bagi orang yang haid dan nifas*
Bagi sebagian orang atau mungkin bagi para ibu-ibu atau para akhawat yang mereka memiliki hafalan Al-Qur'an, apabila tidak dibaca selama kurun waktu haid mereka atau kurun waktu nifas mereka, maka akan terasa sangat panjang sekali dan bisa jadi ini berakibat mereka lupa dengan hafalannya.
Maka apa atau *bagaimana hukumnya bagi mereka untuk membaca Al-Qur'an? Maka di sini dikatakan bahwasanya seseorang yang haid dan nifas itu diperbolehkan untuk membaca Al-Qur'an.*
Kenapa?
ูุฐููู ูุฃููู ูู ูุซุจูุช ุฏูููู ูุชุนููู ุงูู ุตููุฑ ุฅูููู ุนููู ุงูู ููุน ู ูู ุฐูู
_Karena tidak ada dalil yang valid yang shahih yang mengharuskan seorang ulama untuk memilih pendapat dilarangnya membaca Al-Qur'an bagi wanita yang haid dan nifas,_ tapi perlu dicatat di sini,
ูููู ุจุฏูู ู ุณ ุงูู ุตุญู
_Tapi tidak boleh memegang mushafnya._
Jadi ibaratnya boleh membaca mungkin dari hafalannya atau mungkin dibukakan oleh seorang yang suci.
Lajnah Daimah mengatakan, (ูุงูุช ุงููุฌูุฉ ุงูุฏุงุฆู ุฉ : )
ุฃู ููุง ููููุฑุงุกุฉ ุงูุญููุงุฆุถ ูุงูููุณููุงุก ุงูููููุฑุขู ุจูููุง ู ูููุณ ู ุตุญู ููุง ุจุฃุณ ุจู ูู ุฃุตุญ ูููู ุงูุนูู ุงุก,
_Adapun membaca Al-Qur'an bagi wanita yang haid dan nifas tanpa menyentuh mushaf maka ini tidak mengapa, artinya diperbolehkan. Menurut pendapat yang lebih tepat dari dua pendapat ulama,_
artinya pendapat yang menyatakan boleh dan menyatakan tidak boleh.
Lajnah Daimah lebih menguatkan bahwasanya diperbolehkan membaca Al-Qur'an.
ูุฃูู ูู ูุซุจุช ุนู ุงููุจู ุตูู ุงุงููู ุนููู ูุณูู ู ุง ูู ูุน ุฐูู
_Karena tidak ada hadis-hadis yang valid (shahih) dari Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam yang melarang dari membaca Al-Qur'an terhadap wanita yang haid dan nifas._
*Intinya seorang wanita yang haid dan nifas boleh membaca Al-Qur'an selama tidak menyentuh mushaf.*
_Wallahu ta'ala a'lam bishshawab._
Semoga bermanfaat.
_Baarakallahu Fiikum._
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•
Bismillah..
BalasHapusSHOLAWAT SHOHIH YANG TURUN DARI LANGIT
Lafazh bacaan shalawat yang paling ringkas yang sesuai dengan dalil-dalil yang shahih adalah:
ุงَُّูููู َّ ุตَِّู ุนََูู ู ُุญَู َّุฏٍ َูุนََูู ุขِู ู ُุญَู َّุฏٍ
“Ya Tuhan kami, limpahkanlah shalawat ke atas Nabi Muhammad dan ke atas keluarganya
.” (An Nasa’i: 1292, shahih)
Begitu pula dalam hadits yang shahih adalah :
ุงََُّูููู َّ ุตَِّู َูุณَِّูู ْ ุนََูู َูุจَِِّููุง ู ُุญَู َّุฏٍ
Allahumma shollii wa sallim ‘alaa nabiyyinaa Muhammad.
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad) .
(SHAHIH. HR. At-Thabrani melalui dua isnad, keduanya baik. Lihat Majma’ Az-Zawaid 10/120 dan Shahih At- Targhib wat Tarhib 1/273)
✅1)sholawat yang shahih
Dari jalan Ka’ab bin ‘Ujrah
ุงูููู ุตู ุนูู ู ุญู ุฏ ูุนูู ุขู ู ุญู ุฏ ูู ุง ุตููุช ุนูู ุฅุจุฑุงููู ูุนูู ุขู ุฅุจุฑุงููู ุฅูู ุญู ูุฏ ู ุฌูุฏ ุงูููู ุจุงุฑู ุนูู ู ุญู ุฏ ูุนูู ุขู ู ุญู ุฏ ูู ุง ุจุงุฑูุช ุนูู ุฅุจุฑุงููู ูุนูู ุขู ุฅุจุฑุงููู ุฅูู ุญู ูุฏ ู ุฌูุฏ“
✅Allaahumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shallaita ‘alaa ibraahiim wa ‘alaa aali ibraahiim innaka hamiidum majiid, Allaahumma baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibraahiim wa ‘alaa aali ibraahiim innaka hamiidum majiid”
.
✅Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkati Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.” (HR Al Bukhari dan Muslim)