๐ฐ *BAHAYA BID'AH DALAM AGAMA ISLAM | Hadist #140*
๐ _*Fawaid Hadist Bimbingan Islam*_
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•
ุนَْู ุนَุงุฆِุดَุฉَ، ุฑَุถَِู ุงُููู ุนََْููุง، َูุงَูุชْ: َูุงَู ุฑَุณُُูู ุงِููู ุตََّูู ุงُููู ุนََِْููู َูุณََّูู : « ู َْู ุฃَุญْุฏَุซَ ِูู ุฃَู ْุฑَِูุง َูุฐَุง ู َุง َْููุณَ ู ُِْูู ََُููู ุฑَุฏٌّ. » ู ُุชٌََّูู ุนََِْููู.
َِููู ุฑَِูุงَูุฉٍ ِูู ُุณُِูู ٍ: ู َْู ุนَู َِู ุนู ًَูุง َْููุณَ ุนََِْููู ุฃَู ْุฑَُูุง ََُููู ุฑَุฏٌّ.
Dari Aisyah _radhiyallahu 'anha_ ia berkata, Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wa sallam_ bersabda,
_“Barangsiapa membuat sesuatu yang baru dalam perkara kami (agama) ini yang tidak termasuk darinya, maka hal itu tertolak.”_
(HR. Al-Bukhari, no. 2697 dan Muslim, no. 1718)
Dalam riwayat Muslim, _“Barangsiapa melakukan perbuatan yang tidak kami perintahkan (maksudnya perintah agama) atasnya, maka perkara itu tertolak.”_
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•
๐ *FAEDAH HADIST*
Hadist ini memberikan faedah-faedah berharga, di antaranya:
1️⃣ Maksud _“Fi Amrina (Pada Perintah Kami)”_ dalam hadits ini adalah pada agama dan syariat Allah. Barangsiapa yang memperbaharuinya dengan sesuatu yang bukan bagian darinya, maka hal tersebut tertolak. Dalam hadits ini juga terdapat dalil yang sangat jelas bahwa ibadah jika tidak kita ketahui dari agama Allah secara jelas, maka ibadah tersebut tertolak.
2️⃣ Faedah berharga dalam hadits ini bahwa segala sesuatu dalam ibadah itu harus berdasarkan ilmu, karena ibadah mencakup syarat dan rukunnya atau perkiraan terkuat. Jika seseorang tidak memiliki pengetahuan, seperti pada beberapa hal, Misalnya shalat, jika anda ragu pada bilangannya, sedangkan perkiraan anda tertuju (yakin) pada bilangan yang lain, maka laksanakanlah apa yang anda yakini. Ataupun pada bilangan _thawaf_ yang tujuh kali putaran, jika ragu, maka laksanakanlah pada bilangan yang anda yakini. Demikian juga dalam _thaharah_ (bersuci), jika anda yakin bahwa anda telah menyempurnakan wudhu, maka hal itu sudah cukup bagi anda.
3️⃣ Syarat diterimanya amalan itu ada dua yaitu ikhlas dan _ittiba’_ (mengikuti tuntunan). Syarat ikhlas ini yang dibahas dalam hadits _"innamal a’maalu bin niyaat"_. Sedangkan _ittiba’_ ini yang dibahas dalam hadits kali ini. Hadits _"innamal a’maalu bin niyaat"_ adalah timbangan untuk amalan batin, sedangkan hadits ini adalah timbangan untuk amalan _lahiriyah_.
4️⃣ Kalimat _"man ahdatsa"_ berarti mengadakan amalan yang baru dalam agama atau dikenal dengan istilah _bid’ah._
5️⃣ Secara asal semua _bid’ah_ itu _madzmumah_ (tercela), tidak diterima di sisi Allah _Ta’ala._ Sehingga pembagian _bid’ah_ menjadi _bid’ah hasanah_ dan _bid’ah sayyi’ah_ atau membaginya menjadi lima sesuai dengan hukum _taklif_ (wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah) adalah kurang tepat. Ditambah lagi dalam hadits lain yang sahih disebutkan celaan pada setiap macam _bid’ah_ di mana disebut _“kullu bid’atin dhalalah”_ , setiap bid’ah itu sesat. Kata _"kullu”_ di sini maknanya umum, artinya semua _bid’ah_ itu tercela.
_Wallahu Ta’ala A’lam._
*Referensi Utama*: _Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, & Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy._
๐ค Ustadz Fadly Gugul S.Ag
✒️ _Yogyakarta, 25 Rajab 1444 H / 16 Februari 2023M_
๐ https://bimbinganislam.com/fawaid-hadist-140-bahaya-bidah-dalam-agama-islam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar